Begitu murahnya harga diri bangsa ini ketika uang dijadikan pondasi kepuasan diri, dengan uang kepercayaan bisa dibeli, tidak memikirkan pejuang dan pahlawan Bangsa yang merelakan hidupnya demi tercapainya kata merdeka, sehingga generasi selanjutnya bisa bebas ditanah sendiri.
Anehnya penerus dari bangsa ini menukar kata merdeka dengan uang, layaknya nyawa nenek moyangnya seharga meteri yang bisa dijual belikan.
Kadang kita sebagai penerus bangsa tidak memikirkan jerih payah para pahlawan yang mengatur pada kebebasan bertindak dan berekspresi, dan lebih parahnya lagi banyak pejabat yang memposisikan dirinya sebagai penjajah, menguras kekayaan alam suatu daerah dan meninggalkan daerah tersebut dalam keadaan kelaparan, pahlawan Negara ini sangat keliru dengan mengusir penjajah hingga mereka lupa akan adanya penjajah baru yang datang dari cucu mereka sendiri. Â
Jiwa nasionalis harus terus dibangun mulai dari bangku sekolah dasar demi tercapainya Indonesia yang adil dan makmur, bukan sekedar teori yang dituangkan dipendidikan, tapi bagaimana mengaplikasikan dan menjiwai teori tersebut yang paling penting, sehingga akan lahir kader-kader bangsa yang siap memperjuangkan kemakmuran bangsa ini, sebagai mana dulu para pahlawan siap mempertarukan hidupnya demi kata merdeka.
Dengan hal tersebut, pen impin bukan lagi mencari keuntungan, akan tetapi murni dalam jiwa pemimpin untuk memakmurkan bangsa, mengingat di era ini peran seorang pemimpin tidak ada bedanya dengan preman, yang berbeda hanya segi pakaian yang gunakannya saja, prilaku pemimpin dengan preman sama saja, sama-sama menindas masyarakat, tapi kata menindas itu berubah dengan berlatar belakang kemakmuran Negara dalam kontek pemimpin.
Jika negara ini ingin menjadi negara maju, hal yang perlu diubah jiwa dari penerus bangsa atau lebih dikenal dengan nama pemuda yang menjujung tinggi hak-hak rakyat dan cinta akan tanah air, jadi sebelum kamu membuat alasan buatla dirimu menjadi alasan, Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H