Mohon tunggu...
Solusi Bijak
Solusi Bijak Mohon Tunggu... -

Blogger and enthusiast for Tax, Family and Leadership

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Tawuran Jadi Agen Perubahan? Bisa!

9 Juli 2013   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak tawuran sudah jadi fenomena buruk pendidikan di sekolah yang mulai tidak mudah untuk diatasi di beberapa daerah di Indonesia. Kasus tawuran menjadi sebuah preseden evaluasi pendidikan yang bila berhasil ditangani, akan menyelamatkan rantai generasi muda Indonesia sebagai agen perubahan bahkan mungkin sebagai calon pemimpin bangsa. Walau kelihatan seperti sebuah harapan muluk dan bombastis, akan tetapi kemungkinan anak yang rusak untuk menjadi Pemimpin masa depan Indonesia sungguh sangat berbahaya bila tidak ditanggulangi mulai dari sekarang. Kita semua punya andil bilamana hal itu terjadi, rekan sekalian.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyasar khusus daerah Jabodetabek saja, dari bulan Januari hingga September 2012, kasus tawuran pelajar terjadi sebanyak 103 kasus dengan hasil 48 pelajar luka ringan, 39 luka berat dan 17 anak TELAH meninggal dunia! Sedangkan dari tingkat pendidikan yang disurvey dan telah dicatat, tingkat SMU / SMK 28 kasus, tingkat SMP terjadi 19 kasus dan di tingkat SD terjadi 2 kasus! Bahkan anak SD pun sekarang sudah mengenal apa yang dinamakan dengan tawuran. Dengan tentunya solusi telah diupayakan dan dibicarakan oleh para ahli, ada beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan di rumah demi masa depan anak-anak kita.

Berikan perhatian secara lebih menyeluruh akan kondisi anak secara psikologis bila disinggung masa di sekolah, apakah anak merasa enjoy, acuh tak acuh, atau ada bayangan ketakutan dimatanya (karena di bully mungkin oleh teman di sekolah?) dan hal lainnya. Bila anak kita termasuk anak yang dominan dan cenderung termasuk anak pem-bully, selalu berikan perhatian, pemahaman akan toleransi, pengawasan serta adanya disiplin yang mengikuti.

Anak tawuran dapat dikarenakan adanya paksaan bergabung dalam organisasi ilegal dalam bentuk kekerasan atau ancaman bully. Sekolah, orang tua dan departemen terkait seperti kepolisian (khusus divisi anak) dapat membentuk agen yang menyamar sebagai guru, pembantu, asisten lab dan dapat merekrut anak yang peduli / anti kekerasan untuk memberikan pelaporan bila ada pembentukan geng yang meresahkan di sekolah.

Menggunakan media CCTV atau monitor keamanan di beberapa titik di sekolah yang dirasa merupakan sasaran bully, sasaran perkumpulan geng anak yang meresahkan dengan tentunya backbone IT yang kuat yang walau tidak murah, dapat diusahakan dengan swadaya bersama sekolah dan orang tua yang peduli / memiliki skill dalam bidang monitoring / pengawasan bersama.

Anak tawuran terkadang dipicu oleh sebuah gengsi, harga diri rendah, reputasi dihancurkan atau faktor pemicu lain terkait dengan lawan jenis. Perlu adanya metode pendidikan yang dapat disisipkan kepada pelajaran terkait seperti Moral, Pendidikan Agama, dan atau dalam olahraga untuk memberikan wawasan harga diri yang benar secara sejati.

Untuk beberapa kasus pemicu, kecenderungan anak tawuran dapat dipicu karena faktor KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) di rumah seperti kasus Arie Hanggara di tahun 1984 lalu. Bilamana sekolah melalui lembaga perujuk seperti Bimbingan dan Konseling menengarai ada hal ini, mereka wajib memberikan pelaporan dengan lebih rinci untuk kemudian dapat dibagikan hasilnya kepada KPAI dan Kepolisian untuk ditindak lebih lanjut.

Dalam beberapa sekolah dengan kondisi fisik tertentu yang kebanyakan di huni anak pria, dapat diberikan pelatihan olahraga dengan bobot yang lebih banyak. Contoh kasus terjadi seperti Mike Tyson yang ditemukan oleh Cus D’Amato untuk kemudian menjadi salah satu legenda tinju kelas berat dunia. Walau Mike Tyson tidak dapat menjadi contoh yang selalu baik, kasus Mike Tyson dapat menjadi salah satu alternatif untuk menyalurkan hobby anak ke ladang yang bermanfaat daripada terjerumus kekerasan, pembunuhan, judi dan narkoba. Contoh lain lihat film Gridiron Gang (2006) yang didasarkan kisah nyata kekerasan anak yang dibintangi Dwayne “The Rock” Johnson.

Anak yang terlibat dalam kasus tawuran wajib untuk didisiplin dengan diberikan pilihan untuk wajib masuk dalam Lembaga Pemasyarakatan Anak atau bertobat dengan mengikuti kewajiban organisasi ekstra sekolah terkait dengan Pendidikan Keagamaan, Organisasi Debat, Karang Taruna, dan Organisasi lainnya. Disiplin diberikan dengan pemahaman yang ketat dan dievaluasi terus menerus antara sekolah, bimbingan penyuluhan anak, lembaga keagamaan terkait dengan kerja sama sekolah, KPAI dan Divisi anak dalam Kepolisian .

Mulai melakukan ajang analisa yang dapat diberikan kepada anak tawuran secara terpadu untuk melihat apakah anak memiliki bakat terpendam yang tidak dapat disalurkan sehingga meledak menjadi kegiatan negatif? Hal ini dapat terjadi kepada anak yang belum memahami jalan hidup untuk diarahkan dalam kegiatan lebih bermanfaat.

Proses ini sayangnya berlaku secara intensif kepada anak tawuran mulai dari SD hingga anak telah terjun ke masyarakat dan harus terpadu mulai dari keluarga, sekolah / kampus, lingkungan RT / RW setempat, lembaga hukum, kepolisian serta KPAI sebagai monitoring. Berikan mereka jalan hidup dan alasan hidup yang benar, maka anak yang frustrasi akan memperoleh pilihan yang diharapkannya dan akan lebih punya kemungkinan untuk mau merubah jalan hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun