Mohon tunggu...
setiyo purwanto
setiyo purwanto Mohon Tunggu... -

pengasuh dan penulis di solospiritislam.com, menjadi dosen psikologi ums, dan banyak menulis di media massa lokal tentang pendidikan karakter berbasis psikologi islam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Al Quran dengan Langgam Jawa vs Syair Tanpo Waton Gus Dur

20 Mei 2015   05:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikut meramaikan kontroversi tilawah quran menggunakan langgam jawa. ya, sesuatu yang baru ketika membaca quran menggunakan langgam jawa, padahal dulu jaman mbah mbah kita bershalawat dengan langgam jawa sudah lazim dilakukan. penggunaan langgam jawa ini tentunya membuat yang terbiasa dengan baca quran  yang bukan jawa cukup resah, terlebih bagi sebagian kelompok islam yang menolak quran dilagukan, pastinya semakin gerah.

Sebenarnya kalau kita kembalikan quran pada kedudukan yang sebenarnya yaitu sebagai penuntun hidup yang berupa wahyu mestinya mau dibaca dengan lagu apapun lagunya ... ataupun tidak di lagukan sama sekali mestinya tidak akan menimbulkan masalah. sebab kembali ke esensi quran sebagai penuntun hidup yang harus dijalankan bukan memperdebatkan cara membacanya menggunakan lagu apa.

cocok sekali dengan syair Gus Dur tentang al quran, dalam syair tanpo waton yang beliau sampaikan bahwa

al quran qadim wahyu minulyo

tanpa tinulis iso diwoco

iku wejangan guru waskito

den tancepake ing jero dodo

Al quran yang asli adalah al quran yang tidak tertulis tapi terbaca, (tanpa tinulis iso diwoco)... nah berarti tidak ada yang perlu diperdebatkan mau melagukan apa atau tidak dilagukan sama sekali. justru yang penting adalah bagaimana kita bisa mempelajari dan bisa membaca alquran yang tidak tertulis. Jika kita dapat menangkap apa yang tidak tertulis dalam al quran kemudian kita tancapkan ke dalam dada maka al quran akan terinstal dalam diri kita, dan akan menjadi tuntunan hidup sepanjang hidup. dan tidak mempermasalahkan hal hal yang tidak esensial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun