Mohon tunggu...
Solkot namora
Solkot namora Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang penulis amatir yang mencoba tidak makan batu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Petualangan Tidak Berkesudahan

11 Maret 2024   02:23 Diperbarui: 11 Maret 2024   15:15 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi seorang manusia yang hidup di dunia pasti dituntut untuk mencari jati diri, pergolakan dunia dengan sistem yang sedemikian rupa menuntut manusia harus memiliki jati diri, kehidupan memerlukan hal itu karena dalam perjalanannya seseorang yang hidup sesuai dengan kemauan jati dirinya, kemungkinan besar akan mendapatkan kebahagiaan, manusia ingin terlibat sepenuhnya dalam pengalaman tanpa distraksi ataupun kekhawatiran, oleh karena itu manusia akan selalu berjalan beriringan dengan petualangan dan penemuan.

Soren Kierkegaard, seorang filsuf pada abad ke-19 berasal dari Denmark, memiliki karya yang berjudul "Fear and Trembling" yang mana dalam hal ini menyoroti kisah Abraham dan Ishak dalam Alkitab, Kierkegaard menyoroti kejadian bagaimana Abraham diuji agar mengorbankan putra pribadinya yang mana bertujuan untuk menunjukkan tanda kesetiaannya pada Tuhan. Pendapat Kierkegaard dalam buku "Fear and Trembling" bahwa penting untuk memiliki keberanian dalam menghadapi ketidakpastian, bertaruh pada resiko, dan berkomitmen pada suatu yang lebih tinggi meskipun hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai konvensional.

Petualangan memberikan peluang untuk belajar, tumbuh, dan berproses menemukan makna hidup yang sejati. Karakter seorang manusia terbentuk oleh bagaimana dan dimana ia tumbuh berkembang, apabila lingkungan tempat ia berkembang baik maka akan kemungkinan juga akan baik dan begitu juga sebaliknya.

Thomas Kuhn dalam karyanya yang berjudul "The Structure of Scientific Revolution" menyampaikan bahwa pemahaman ilmiah dapat mengalami pergeseran secara tiba-tiba menggantikan cara pandang yang lama dengan yang baru. Kita dapat menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan tidak selalu berkembang secara linier tetapi melewati berbagai pergeseran dan revolusi yang mengubah cara pandang kita tentang memahami seutuhnya dunia.

Petualangan tidak memiliki batas waktu, manusia harus terus berpetualang untuk sesuatu yang bernama penemuan, dalam keberlangsungannya harus memiliki keberanian melawan ketidakpastian. Pada dunia nyata perlu disadari bahwa seseorang yang terbiasa membuat pikirannya berpetualang dengan buku pasti akan lebih mudah memahami dinamika kehidupan, begitu juga seseorang yang berpetualang sekaligus bertemu dengan banyak orang, yang mana melibatkan observasi, eksperimen, dan keterlibatan langsung dalam kehidupan.

Petualangan sudah pasti tidak berkesudahan, penemuan - penemuan menciptakan pemahaman baru, pemahaman baru memiliki dampak bagaimana sebagai manusia yang pada awalnya kosong akan pengetahuan, dapat memberikan kesadaran untuk berkehidupan sebagaimana mestinya. Kebahagiaan sejati akan didapat apabila sudah menemukan jati diri dan terus merasa kurang akan pengetahuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun