Mohon tunggu...
Solikhatun Isnaini
Solikhatun Isnaini Mohon Tunggu... Karyawan -

Dreamer, music and chocolate lover. Adore the thing that we called "friendship".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan

18 Oktober 2012   03:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:43 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bukan etalase yang siap dipajang 24 jam

Dipamerkan dan dipuja-puja setiap orang

Namun tidak ada waktu untuk bernafas

Dan sekedar untuk mengagumi diri sendiri



Aku bukan pemuas hasrat yang tidak bertanggungjawab

Selalu mengambil sesuatu dariku tanpa mengembalikannya

Aku tak seberuntung pelacur yang mendapat harga dari keperawanannya

Aku hanya dibayar dengan setangkai bunga mawar

Dan bualan-bualan cinta murahan

Ketika aku tersadar

Aku sudah kehilangan semuanya!!


Aku bukan barang dagangan

Sebagai pemancing kaum adam

Demi keuntungan kaum kapitalis

Memaksaku menanggalkan kain yang melekat di badanku

Memerah tenagaku tanpa ampun

Demi sebuah penghidupan yang layak



Aku bukan budak yang selalu mengamini semua perkataan sang majikan

Karena aku seorang istri yang berhak untuk menolak

Disayang selayaknya kekasih idaman

Disentuh dengan mesra tanpa kekerasan

Aku seorang ibu yang ingin didengar ucapannya

Tidak diganjar tuntutan dan tagihan

Menghabiskan masakanku tanpa keluhan

Dan disapa lembut tanpa rengekan


Karena aku seorang PEREMPUAN. .

Yang menginginkan dihormati dan dihargai derajatnya bukan sebagai pelengkap

kesempurnaan


Tapi aku seorang PEREMPUAN. .

Yang ingin dijadikan yang pertama

Bukan untuk diagungkan

Tapi untuk diperlakukan adil dan dicintai dengan halal


Karena aku seorang PEREMPUAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun