Pendidikan Tinggi (LPTK) Universitas Negeri Malang mengadakan diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) pada tanggal 3 Juli 2024. Tujuan dari diklat ini adalah untuk memberi pemahaman yang lebih baik tentang keberagaman dan menjadi guru profesional yang mampu menciptakan lingkungan sekolah yang damai. Kegiatan Diklat ini diikuti oleh semua mahasiswa PPG Prajabatan di Mahasiswa Pra-Jabatan di lingkungan Universitas Negeri Malang dengan sesi yang berbeda.
Lembaga Penjaminan MutuPelaksanaan Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD) kelas 004 secara agenda seharusnya dilaksanakan pada kamis, 27 Juni 2024 namun karena ada beberapa kendala sehingga diundur menjadi 3 Juli 2024. Kegiatan diklat ini diikuti oleh semua mahasiswa PGSD kelas 004 sebanyak 28 mahasiswa dengan didampingi oleh dua dosen Universitas Negeri Malang yang professional, yaitu Ibu Titis Angga Rini, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Aynin Mashfufah, S.Pd., M.Pd.
Materi yang disampaikan dalam diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) terbagi menjadi 5 Topik yang berbeda, yaitu; Kebhinekaan Global sebagai Topik 1, Topik 2 Kebhinekaan Indonesia, Topik 3 Damai dengan Diri, Topik 4 Sekolah Bineka, dan Topik 5 Sekolah Damai.
Topik 1 Dunia yang Berwarna Tentang Kebinekaan Global
Topik 1 sampai dengan Topik 3 disampaikan oleh beliau Ibu Titis Angga Rini, S.Pd., M.Pd. Mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang arti keanekaragaman dan perbedaan, yang merupakan salah satu faktor pendorong perkembangan dunia saat ini. Melalui video interaktif, dan Fun Game dosen memberikan penjelasan materi tentang keberwarnaan dunia. Ini membuat lebih mudah bagi siswa untuk memahami topik utama yaitu Dunia yang Berwarna Tentang Kebhinekaan Global.
Kebhinekaan global adalah sikap menghargai keberagaman di seluruh dunia. Kita percaya bahwa ada ragam manusia, bangsa, dan bahasa di dunia ini. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan keragaman. Akibatnya, kita harus berpikir luas karena keanekaragaman pemikiran, perspektif, dan pergaulan akan meningkatkan cara kita berpikir dan bertindak bijak. Mereka yang memiliki pemahaman tentang keragaman budaya mereka akan lebih menghargai dan berempati terhadap budaya orang lain. Orang-orang dengan pengalaman dan gaya hidup yang seragam cenderung memiliki perspektif yang lebih terbatas. Oleh karena itu, kita harus terbuka terhadap keragaman global dan mampu menyesuaikan diri dengan tidak meninggalkan budaya lokal kita.
Topik 2 Negeri Penuh Harmoni
Dilanjutkan pada Topik 2 selanjutnya yaitu, Negeri penuh Harmoni Tentang Kebinekaan Indonesia. Sebelumnya Ibu Titis memberikan pertanyaan pemantik “Ap a itu Harmoni” sebelum melanjutkan materi lebih jauh kepada mahasiswa. Keharmonisan Indonesia hidup berdampingan dengan damai dari latar belakang yang berbeda-beda. Misalnya, masyarakat dari agama lain sering merayakan hari besar agama dengan rasa hormat dan kebersamaan. Selain itu, keragaman kuliner Indonesia menunjukkan harmoni, lebih jauh harmoni Indonesia adalah negara yang bhineka atau beragam, dengan banyak suku, bahasa, dan budaya yang berbeda tetapi tetap menjadi Indonesia.
Oleh karena itu, di tengah perbedaan suku, budaya, dan agama, toleransi, yang berarti saling menghormati, menerima, dan menghargai, diperlukan. Setiap orang harus memiliki kebebasan untuk berbicara dan menunjukkan sifatnya sendiri. Toleransi harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat intoleransi semakin meningkat terutama dalam hal agama. Akibatnya, kita harus mengambil sikap moderat, yang berarti berada di tengah-tengah, tidak ekstrem, dan seimbang.
Sikap ini penting tidak hanya dalam agama tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan kita. Kita ingat slogan negara "bhineka tunggal ika", yang berarti bahwa segala sesuatu yang berbeda tetap sama.
Topik 3 Damai Mulai dari Diri Tentang Berdamai dengan Diri
Sangat penting untuk memahami dan menginternalisasi beberapa komponen penting yang tercantum dalam konteks ini jika kita ingin membangun wawasan kebinekaan damai mulai dari diri kita sendiri. Pertama dan terpenting, kita harus beriman, bertakwa pada Tuhan YME, dan berperilaku mulia. Ini menunjukkan bahwa kita harus memiliki prinsip moral yang kuat dan berperilaku baik terhadap orang lain.
Kita juga perlu memiliki kemandirian dan regulasi diri yang baik. Regulasi diri ini mencakup kemampuan untuk mengendalikan diri, bertanggung jawab atas pilihan kita, dan berpikir tentang apa yang kita lakukan. Dengan demikian, konflik antar golongan, suku, atau agama dapat dihindari.
Kita juga harus memiliki wawasan berkebinnekaan global, yang berarti kita harus memahami dan menghargai keanekaragaman budaya, tradisi, dan kearifan lokal sebagai modal sosial untuk membangun keselarasan dan menyediakan solusi yang berkeadilan. Langkah penting dalam hal ini adalah menunjukkan rasa bangga terhadap jati diri Indonesia dan kesadaran akan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam konteks negara kesatuan, kita juga perlu mempelajari sifat lingkungan tempat kita tinggal serta bentuk negara dan pemerintahan kita. Ini akan membantu kita lebih menghargai dan mempertahankan persatuan bangsa kita.
Topik 4 Sekolahku yang Bhineka Keragaman di Indonesia
Wawasan kebinekaan di sekolah sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan untuk memelihara keberagaman. Kota Malang berpegarauh terhadap kesenian tradisional yang ada, salah satuya yang terkenal adalah wayang Topeng Malangan (Topeng Malang). Kesenian ini merupakan kombinasi dari tiga budaya: Jawa Tengahan, Madura, dan Tengger. Ini disebabkan oleh fakta bahwa Malang memiliki tiga subkultur berbeda.
Subkultur Jawa Tengahan terletak di lereng gunung Kawi, subkultur Madura terletak di lereng gunung Arjuna, dan subkultur Tengger terletak di lereng gunung Bromo-Semeru, yang merupakan sisa budaya Majapahit. Masyarakat etnis Malang terkenal karena religius, dinamis, suka bekerja keras, lugas, dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA). Mereka juga mempertahankan rasa solidaritas dan setia kepada kota mereka sendiri. Melihat informasi dari Kepemerintahan Kota Malang ada 6 bahasa yang digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Salah satunya adalah Bahasa Madura yang banyak ditemui di wilayah Kotalama Malang ini menjadikan siswa yang bersekolah di Sekolah Dasar wilayah tersebut lebih beragam dari latar belakang Bahasa, maupun kultur budaya, ini menunjukkan bagaimana masyarakat lokal dapat bersatu dengan adat istiadat dan budaya mereka.
Topik 5 Sekolahku yang Damai
Sekolah memiliki tugas strategis untuk mendidik dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka diharapkan menjalankan fungsinya dengan cara terbaik untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengamankan diri dari pengaruh lingkungan yang berbahaya.
Menjadi sekolah yang damai dan didambakan oleh peserta didik, orang tua maupun oleh masyarakat secara umum yaitu sekolah yang menciptakan suasana aman, yaman terlindung dari diskriminasi jauh dari perundungan mendukung proses berkembangnya anak baik secara fisik maupun psikis, maka dari itu wawasan kebinekaan global di sekolah yang damai, penting untuk mengintegrasikan beberapa elemen utama dari berbagai contoh dan konsep yang relevan.
Setelah Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) yang diselenggarakan dengan sukses di Universitas Negeri Malang oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (LPTK) pada 3 Juli 2024, sangat penting bagi calon lulusan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan untuk memperluas pemahaman tentang keberagaman. dan mengembangkan keterampilan praktis. Diklat Wawasan Kebhinekaan Global (WKG) semoga menjadi bekal bagi calon lulusan guru profesional mengajarkan mereka tentang keragaman Indonesia maupun keragaman secara global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!