Mohon tunggu...
Solihin Solihin
Solihin Solihin Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik

Tenaga Pendidik di Jurusan Agroindustri SMK SPP Negeri Jambi dan Trainer di Pintaro Kreasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Konflik di Laut China Selatan terhadap Kedaulatan Indonesia

27 Maret 2024   16:20 Diperbarui: 27 Maret 2024   16:42 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa depan Laut China Selatan dan ZEE Natuna berada di tangan Indonesia. Ketegasan dan strategi yang tepat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan, memajukan ekonomi, dan mewujudkan perdamaian di kawasan ini.

Luka Ekonomi dan Ancaman Konflik di Laut China Selatan

Konflik di Laut China Selatan, bagaikan bom waktu yang siap meledak. Dampaknya tak hanya terbatas pada klaim wilayah dan provokasi, tetapi juga merembes ke berbagai aspek kehidupan, terutama bagi Indonesia.

Penangkapan ikan ilegal oleh kapal-kapal Tiongkok di ZEE Natuna telah melukai ekonomi Indonesia. Nelayan lokal kehilangan mata pencaharian, sumber protein rakyat terancam, dan potensi ekonomi maritim terhambat. Tak hanya itu, gangguan terhadap kegiatan ekonomi di ZEE Natuna, seperti eksplorasi migas dan pariwisata, semakin memperparah situasi.

Ancaman keamanan maritim pun meningkat. Kapal-kapal Tiongkok yang berkeliaran di ZEE Natuna tak hanya memancing ketegangan, tetapi juga berpotensi memicu bentrokan bersenjata. Risiko ini semakin besar dengan meningkatnya aktivitas militer Tiongkok di kawasan tersebut.

Dampak geopolitik tak terelakkan. Konflik di Laut China Selatan dapat merusak hubungan Indonesia dengan Tiongkok dan negara-negara ASEAN lainnya. Kepercayaan dan kerjasama regional terancam, digantikan oleh kecurigaan dan ketegangan.

Situasi ini tak boleh dibiarkan berlarut-larut. Indonesia harus mengambil langkah tegas untuk menjaga kedaulatan dan stabilitas di Laut China Selatan. Diplomasi yang kuat dan terukur, diiringi dengan patroli maritim yang intensif dan peningkatan kekuatan pertahanan, menjadi kunci untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi konflik.

Kerjasama regional dengan negara-negara ASEAN juga penting untuk membangun kekuatan bersama dalam menghadapi Tiongkok. Hanya dengan upaya kolektif dan terpadu, kawasan Laut China Selatan dapat diselamatkan dari jurang konflik dan menuju perdamaian yang abadi.

Menjaga Kedaulatan Laut China Selatan: Diplomasi, Patroli, dan Kerjasama

Menghadapi klaim dan provokasi Tiongkok di Laut China Selatan, Indonesia tak tinggal diam. Diplomasi menjadi garis depan dalam upaya menjaga kedaulatan. Indonesia aktif dalam berbagai forum regional dan internasional, seperti ASEAN dan PBB, untuk menyuarakan haknya dan mendorong penyelesaian sengketa secara damai dan sesuai hukum internasional.

Upaya diplomasi ini diiringi dengan patroli maritim yang intensif di ZEE Natuna. Kapal-kapal perang Indonesia berpatroli di wilayah perairan Indonesia, menunjukkan kehadiran negara dan menegaskan kedaulatan. Peningkatan kekuatan pertahanan juga menjadi prioritas. Indonesia terus memperkuat alutsista dan kemampuan angkatan lautnya untuk menjaga keamanan maritim dan mencegah potensi agresi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun