Mohon tunggu...
Solihin Rusydi
Solihin Rusydi Mohon Tunggu... Petani - Terus mengalir

Mendengar, Melihat, Memperhatikan, Mentadabburi,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Urban Farming: Keberlanjutan di Tengah Kota

24 Agustus 2023   09:52 Diperbarui: 24 Agustus 2023   09:54 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertanian perkotaan, atau urban farming, telah menjadi fenomena menarik dalam beberapa tahun terakhir. Generasi milenial, yang dikenal dengan semangat inovasi dan kepedulian lingkungan, memainkan peran penting dalam mengubah wajah pertanian modern dengan mengadopsi praktik urban farming.

Urban farming merujuk pada praktik menanam tanaman dan beternak hewan di lingkungan perkotaan. Urban farming memungkinkan masyarakat kota untuk menghasilkan makanan di tempat yang dekat dengan mereka tinggal, mengurangi ketergantungan pada pasokan dari daerah yang mungkin terdampak oleh kekeringan.

Mengenali Urban Farming: Konsep dan Manfaatnya

Urban farming merujuk pada praktik menanam tanaman atau beternak hewan di tengah lingkungan perkotaan. Praktik ini memiliki manfaat ganda: meningkatkan akses masyarakat terhadap produk pertanian segar dan meningkatkan kesadaran akan sumber daya pangan. Menurut [sumber], urban farming dapat mengurangi jarak tempuh yang ditempuh oleh makanan dari ladang ke piring, mengurangi dampak karbon, dan memberikan kontribusi terhadap pangan lokal.

Selama periode El Nio seperti saat ini, ketersediaan air menjadi lebih terbatas, dan kekeringan menjadi umum. Urban farming, khususnya melalui metode seperti hidroponik dan aeroponik, mengurangi konsumsi air yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman secara signifikan dibandingkan pertanian konvensional. Data dari dari sebuah sumber menunjukkan bahwa urban farming dapat menghemat hingga 90% air dibandingkan pertanian tradisional.

Urban farming dapat memberikan kontribusi langsung terhadap ketersediaan pangan lokal, terutama dalam menghadapi fluktuasi pasokan akibat perubahan cuaca. Tanaman yang ditanam di lingkungan perkotaan seperti sayuran, buah, dan rempah-rempah, dapat memberikan sumber pangan yang lebih andal dan stabil. Ini membantu mengurangi risiko kelaparan dan kerentanan terhadap fluktuasi pasokan pangan.

Bangunan dan infrastruktur perkotaan cenderung memodifikasi mikro-iklim, yang dapat membantu melindungi tanaman dalam skala urban farming dari suhu ekstrem akibat El Nio. Taman vertikal dan atap hijau dapat berfungsi sebagai "oase" di tengah lingkungan perkotaan yang panas, membantu menjaga suhu yang lebih stabil untuk tanaman tumbuh.

Urban farming juga memiliki potensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim dan pentingnya pertanian berkelanjutan. Melalui interaksi langsung dengan proses pertanian, masyarakat dapat lebih memahami tantangan yang dihadapi petani akibat El Nio dan iklim yang tidak stabil.

Dampak Urban Farming

Urban farming, praktik menanam tanaman dan beternak hewan di lingkungan perkotaan, memiliki dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Dari ketahanan pangan hingga lingkungan yang lebih hijau, berikut adalah beberapa dampak positif utama dari urban farming:

 

Dampak Sosial dan Lingkungan

Urban farming bukan hanya tentang produksi pangan, tetapi juga memiliki dampak positif pada masyarakat dan lingkungan. Kehadiran urban farming dapat memperkuat komunitas lokal, mempromosikan pendidikan pertanian, dan mengurangi jejak karbon melalui pengurangan jarak tempuh pangan. Ini sejalan dengan semangat sosial dan lingkungan yang dianut oleh generasi milenial.

Peluang Ekonomi dan Keberlanjutan

Urban farming juga memberikan peluang ekonomi bagi milenial. Banyak dari mereka yang melihat urban farming sebagai peluang bisnis baru. Data dari [sumber] menunjukkan peningkatan jumlah usaha pertanian perkotaan yang didirikan oleh milenial. Ini menciptakan lapangan kerja lokal, meningkatkan ekonomi daerah, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Ketahanan Pangan Lokal

Salah satu dampak paling langsung dari urban farming adalah meningkatkan ketahanan pangan lokal. Dengan produksi pangan di tengah kota, ketergantungan pada pasokan dari luar daerah berkurang. Ini penting terutama dalam menghadapi gangguan eksternal seperti perubahan iklim atau krisis kesehatan yang dapat mempengaruhi pasokan pangan.

Penghematan Transportasi dan Karbon

Urban farming mengurangi jarak tempuh yang diperlukan untuk mengirimkan pangan dari daerah pertanian ke kota. Ini mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh transportasi, serta membantu menjaga kualitas udara dan mengurangi kemacetan lalu lintas.

Peningkatan Kualitas Udara dan Lingkungan

Tanaman yang ditanam dalam urban farming berkontribusi dalam menyerap polutan udara dan menghasilkan oksigen. Penanaman di atap gedung dan taman vertikal juga membantu mengurangi suhu permukaan dan efek pulau panas di lingkungan perkotaan.

Konservasi Air

Metode hidroponik dan aeroponik dalam urban farming menggunakan lebih sedikit air dibandingkan pertanian konvensional. Dalam lingkungan perkotaan yang sering mengalami keterbatasan air, ini adalah solusi yang efisien untuk menjaga ketersediaan air yang lebih baik.

Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan

Urban farming mendorong pendidikan dan kesadaran lingkungan di komunitas perkotaan. Proses pertumbuhan tanaman dan pemeliharaannya mengajarkan nilai-nilai lingkungan kepada masyarakat, terutama generasi muda. Ini membantu menciptakan koneksi antara manusia dan alam serta mempromosikan pola hidup berkelanjutan.

Penguatan Ekonomi Lokal

Urban farming menciptakan peluang ekonomi baru dalam bentuk penjualan produk pertanian lokal, pendidikan pertanian, dan layanan terkait lainnya. Ini membantu menggerakkan ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar kota.

Kreativitas dalam Desain Kota

Urban farming memberikan dimensi baru dalam desain kota dengan taman vertikal, penanaman di atap gedung, dan ruang publik yang lebih hijau. Ini menciptakan lingkungan yang lebih menarik, sehat, dan berkelanjutan bagi warga kota.

Kesimpulan

Urban farming memainkan peran penting dalam menciptakan kota yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dari pengurangan jejak karbon hingga konservasi air dan peningkatan ketahanan pangan, praktik ini memiliki dampak yang luas terhadap keberlanjutan kota. Integrasi pertanian dalam desain kota tidak hanya menciptakan ruang hijau yang produktif, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai lingkungan kepada warga kota. Dengan semakin banyaknya kota yang mengadopsi urban farming, masa depan perkotaan yang lebih berkelanjutan dan harmonis semakin mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun