Mohon tunggu...
solihin pratama
solihin pratama Mohon Tunggu... Perawat - better try than not at all

https://www.kompasiana.com/solihinpratama5588?auth_success

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Islam Menjaga Imun Kita Waktu Covid-19?

15 Oktober 2021   22:31 Diperbarui: 15 Oktober 2021   22:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Covid-19 di Indonesia semakin hari, semakin meningkat tajam, bahkan di Nusa Tenggara Barat beberapa waktu terakhir, sering kita dengarkan ada banyak orang yang mengeluh indera penciuman tidak berfungsi dengan baik, bahkan ada banyak yang meninggal di berbagai desa di Kabupaten Bima dan Kota Bima. Terlepas dari penyebabnya adalah Covid-19 atau bukan, hal tersebut membutuhkan pembuktian atau diuji secara klinis, baru dapat dipastikan.  

Tetapi tidak salah, jika kita semua harus tetap hati-hati dan tetap menjaga keseimbangan gaya hidup atau biasa disebut dengan life style. Sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pola kerja virus sangat sederhana sekali. Mereka menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Lebih detail lagi, mereka menyerang CD 1, CD 2, CD 3, CD 4 dan lainnya. Nah, pertempuran sistem kekebalan tubuh dengan virus yang ada di dalam tubuh kita, terjadi setiap waktu. 

Apabila sistem kekebalan tubuh menang, pasti kita akan tetap sehat. Tetapi, jika sistem kekebalan tubuh kita menurun atau kalah, pasti kita akan sakit dan seterusnya.  Karena itu, cara terbaik untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dan terus meningkat adalah dengan cara, menjaga pola makan dan istirahat. Pastikan makanan, kita setiap hari harus ada sayur dan buah dan pola istirahat harus tetap terjaga, minimal 6 sampai 8 jam, itu ukuran normal medisnya. 

Tetapi ada beberapa pandangan tentang kualitas tidur namun ikuti saja perspektif umumnya, sebagaimana penjelasan sebelumnya.  Selain itu, perhatikan juga faktor stressring, jangan sampai karena covid-19 dan berbagai dampaknya membuat kita panik,  stress dan lain sebagainya. Ibn Sina pernah berkata "Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan". 

Bisa juga dengan berdzikir, menjaga wudhu, sholat, mengaji (mengingat Allah) muhasabah dan mujahadah agar menimbulkan ketenangan dan kedamaian dalam jiwa agar kita semua lebih dekat dengan Allah.  Dari pernyataan tersebut ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat Ar-Ra'du ayat 28 yang maknanya "orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram."  

Berwudu sebagai Sarana Menjaga Imunitas  Sebagai satu acuan untuk memahami konsep "sehat", World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu "keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat."  Memaknai definisi ini, Notosoedirjo menyebutkan bahwa sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. 

Orang yang tidak berpenyakit pun ternyata belum tentu dikatakan sehat. Dia mestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental maupun sosial.  Karena itu, kesehatan merupakan suatu keadaan dimana seseorang dapat memfungsikan semua organ tubuhnya dengan baik. Dalam artian, empat aspek kesehatan, yakni kesehatan badan (fisik), mental (jiwa/rohani), sosial dan ekonomi dapat berjalan dengan baik, sehingga seseorang dapat menjalani kehidupannya dengan baik pula.  

Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin menyebutkan bahwa wudhu merupakan salah satu sarana Tazkiatun Nafs (Mensucikan Jiwa). Selain itu, berwuhu juga merupakan  proses kebersihan yang dilakukan oleh seseorang untuk membasuh bagian-bagian tubuh sebanyak lima kali dalam sehari. Wudu sendiri mengandung dua aspek kebersihan, yakni kebersihan lahir berupa pencucian bagian tubuh manusia, dan kebersihan batin yang ditimbulkan oleh pengaruh wudu kepada manusia berupa pembersihan dari kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh anggota-anggota tubuh. 

Di samping itu, bila kita, melihat wudu dari segi kesehatan medis, ada banyak manfaat bagi orang yang yang mengerjakan wudunya dengan baik. Sebagian besar proses pembersihan dalam wudu mengenai kulit manusia dan jiwa, apabila kita memaknai dan memahaminya.  Nah, bagaimana dengan pernyataan berwudu dapat menjaga dan meningkat imunutas dan bahkan akan mengurangi virus di tubuh kita? 

Tentu, relevansinya sangat kuat bahwa virus atau bakteri yang ada dalam tubuh, dapat membersihkan dan mencegah penyakit, terutama virus dan bakteri yang terkena basuhan dari air wudu tersebut.  Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Muhammad Afif, dalam jurnal Urgensi wudu dan relevansinya dengan kesehatan, mengutip Masbukin menjelaskan, penelitian kedokteran modern membuktikan bahwa berkumur dengan air setiap hari, dapat mencegah penyakit demam dan pilek pada diri seseorang. 

Dan juga berkumur dapat membersihkan tenggorokan dari bakteri dan mikroba sebelum ia menyebar dan menimbulkan penyakit, serta mencegah dari potensi terkena penyakit pilek dan demam.  Karenanya, apapun bentuk virus, bakteri dan microba yang ada didalam tubuh kita, terutama dari tubuh bagian luarnya, akan dibersihkan oleh wudu bahkan virus covid-19 sekalipun. 

Maka berwudulah, karena imunitas akan semakin terjaga dan pasti kita akan semakin dekat dengan Allah, dan itulah obat segalanya.  Selain itu, seseorang yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka akan tetap tenang menghadapi wabah ini, dan mereka memiliki pegangan hidup yang sangat kuat dan dalam sebagaimana Allah jelaskan dalam Al-Qur.'an Al-An'am 162 "Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Itulah yang membuat mereka tetap tenang, tawakal dan selalu ingin dekat dengan Allah.  

Dekat dengan Allah, Solusi Segalanya  Walaupun perkembangan Covid-19 semakin hari semakin meningkat tajam perkembangannya, namun sebagai manusia yang berkeyakinan, kita tidak boleh lengah dan tak berdaya dalam menghadapi kondisi ini. Harus tetap percaya bahwa segala sesuau yang datang dari Allah pasti akan dengan mudah kembali kepada Allah SWT.  Hanya saja, memiliki syarat mutlak. Karena itu, kita harus memahami syarat tersebut bahwa tidak ada yang lain kecuali semakin dekat dengan Allah, jangan semakin menjauh, apalagi menutup masjid-masjid sehingga membuat kita semakin jauh dari Allah.  

Harusnya dengan kondisi pandemi seperti ini, membuat kita semakin sadar, bahwa tidaklah Allah menghadirkan suatu wabah atau penyakit kepada kita, kecuali atas kesalahan dari tangan manusia itu sendiri, atas dasar itu, kita semua harus bertaubat dari dosa-dosa kita, yakni mengakibatkan terhalangnya ta'at diri kita dan dapat menimbulkan kehinaan atau tidak bisa dekat dengan Allah, atau disebutkan Ghozali dalam kitabnya yang berjudul Minhajul Abidin  adalah "Aqobatut-taubah".  

Manusia harus segera kembali kepada jalannya, mulai dari bagian kecil pada setiap organ tubuh kita, hingga kepada seluruh lembaga-lembaga negara agar segera bertaubat. Tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi harus dibuktikan dihadapan pencipta. Karena Allah menegaskan dalam Al-Qur.'an, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (al-Baqarah: 222)  

Sementara itu, Jalaluddin dalam jurnal "terapi dzikir untuk meningkatkan ketenangan hati" yang ditulis oleh Olivia Dwi Kumala dkk, menyebutkan, mendengarkan dan membaca alQur'an dapat menenangkan hati seseorang, sebagaimana diterangkan dalam al-Qur'an (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati mereka menjadi tentram (QS Al Ra'd: 28) dari ayat tersebut dengan tegas menerangkan bahwa ketenangan hati dapat dicapai dengan mengingat Allah.  

Dalam jurnal penelitian yang sama, Saleh menyebutkan, dzikir akan membuat seseorang merasa tenang sehingga kemudian menekan kerja system syaraf simpatetis dan mengaktifkan kerja system syaraf parasimpatetis. Kerena itu, dzikir membantu individu membentuk persepsi yang lain selain ketakutan yaitu keyakinan bahwa stressor apapun akan dapat dihadapi dengan baik dengan bantuan Allah. 

Saat individu membiasakan dzikir, ia akan merasa dirinya dekat dengan Allah, berada dalam penjagaan dan lindungan-Nya kemudian akan membangkitkan percaya diri, kekuatan, perasaan aman, tenteram dan bahagia.  Nah, selain daipada itu, bukti dari setiap diri kita dekat dengan Allah dan meraih cintanya, ketika mendengar panggilan Allah lewat muadzin, maka segera bersuci, berangkat ke masjid memenuhi panggilannya, dan membina romantika cinta dengan Allah. 

Begitupun lembaga-lembaga negara, harus membuktikan dengan kebijakan-kebijakan yang jelas tujuannya dan tidak menghadirkan perpecahan diatara umat. Harus dipertimbangkan dan perhitungkan secara matang, baik aspek agama, ekonomi, sosial, politik dan seterusnya. Agar tidak timbul perpecahan di antara umat.  

Selain itu, sudah sangat banyak sekali kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan oleh lembaga-lembaga negara di dunia ini, termasuk di Indonesia, dengan berbagai istilahnya, tetapi angka kematian dan posotif covid-19 semakin meningkat. Karena itu, tidak ada obat yang paling ampuh untuk dunia hari ini, dalam menghadapi virus covid-19, kecuali membina hubungan yang semakin dekat dengan Allah, sebab bukan tidak mungkin bagi Allah akan dengan mudah mengurangi dan menghilangkan penyakit ini.  Syaratnya, Allah berfirman dalam QS. Al-A'raf Ayat 96 

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.  Dari penegasan Allah SWT tersebut, mejadi bahan perenungan panjang bagi kita semua, baik setiap diri, maupun secara kelembagaan, apabila bumi ini tidak diisi, dihisasi, dan dirangkai dengan iman dan taqwa, maka bersiaplah menanti siksa atau coba'an yang pedih lagi perih sesuai dengan apa yang kita perbuat. 

Namun ketika kita mengisi, menghiasi, dan merangkai alam semesta ini dengan iman dan taqwa, maka Allah akan melimpahkan rahmat dan keberkahan dari langit dan bumi. Karena itu, Iman dan taqwa adalah syarat mutlak membuat kita semakin dekat dengan Allah dan dekat dengan Allah, mengobati segalanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun