Mohon tunggu...
Solihin
Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru IPS

Sedang berusaha sebaik-baiknya || "Man Jadda Wajada"

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lika-liku di Balik Pembayaran UKT

5 Agustus 2021   22:16 Diperbarui: 6 Agustus 2021   07:28 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lika-Liku di perjalanan

Hikmah di Balik Pembayaran SPP

Tidak terasa sudah dua tahun di kota orang. Tempat di mana saya mengais ilmu. Banyak cerita yang saya alami , mulai dari kemelaratan, pilu, rindu, lelah, kecewa, hingga bahagia. Bersyukur pada Allah SWT hingga saat ini bisa merasakan nikmat dan karunianya. Terimakasih juga pada orang tua dan saudara yang sudah mensupport sampai detik ini. 

Tulisan ini aku buat dengan judul “Lika Liku Bayar SPP”, hal mana banyak hikmah saat membayar SPP pada semester genap 2021. Hikmah tersebut mengajarkan saya untuk lebih sabar, tidak putus asa, jangan minder, dan terus mencoba hal baru, karena di balik kesulitan pasti ada kemudahan yang selalu menyertainya.

Pembayaran SPP di mulai tanggal 19 Juli s/d 9 Agustus 2021. Pada awal pembukaan pembayaran, saya sengaja akan membayar pada akhiran saja. Karena biasanya sistem pembayaran akademik masih eror dan tidak bisa melakukan KRS-an. Saya pun masih belum punya uang jadi rencana mau pinjem dulu dan bayar di akhir saja.

Pada hari senin tanggal 26 Juli 2021 tepat setelah kegiatan webinar kesehatan dan baru saja memanjakan badan ke lantai, tiba-tiba ibu menelpon untuk pulang. Saya pun kaget karena tidak biasanya nelpon siang hari. Terkadang ibu nelvon melalui kakak saya, itupun di malam hari atau pagi. Setelah saya angkat ternyata ada kabar gembira. 

“Nak kamu sekarang pulang ya, kamu dapat rezeki” ibu berkata dengan nada keras. Saya pun menjawab dengan tenang “ enggeh buk saya pulang, tapi sebenarnya besok saya ada kegiatan, tapi ya sudah sekarang saya pulang”. Dalam hati saya berkata Alhamdilillah ada rezeki bisa buat tambahan bayar spp.

Saya pun langsung beres-beres dan berangkat setelah waktu dzuhur. Saya diantar oleh teman ke terminal dan saya berusaha tenang di perjalanan sambil lalu menikmati angin sepoy di dalam bus. Setelah sampai di rumah tepatnya sore, saya pun langsung ke kamar mandi ganti baju dan langsung mandi tanpa bersalaman ke orang tua. 

Alhamdulillah kedua orang tua sehat semua, saya turut bahagia melihat senyum ceria beliau. Semoga beliau selalu sehat dan segala penyakitnya diangkat oleh Allah SWT.

Setelah solat isyak saya di kabari oleh ibu bahwa besok di undang ke POS yang ada di pusat perkotaan Kota Probolinggo. Kata beliau besok bareng ke sana sama dua saudara sepupu. 

Setelah beberapa hari di rumah, kurang lebih lima hari saya berkenan mau bayar spp. Kebetulan saat itu ada teman yang mau ambil uang ke atm. Jadi saya ikut teman sekalian mau bayar SPP. Saya melakukan pembayaran di ATM BRI sedangkan rekening saya BNI. Awalnya saya kira tidak terjadi kendala saat melakukan pembayaran. Ternyata setelah melakukan pembayaran antar bank keluar kata “transaksi gagal”. Saya pun heran padahal saldo tabungan berkurang dan sudah sesuai panduan teknik pembayaran UKT dari kampus. Lalu saya berpikir ke mana-mana takutnya uang itu hilang dan harus bayar lagi. Saya pun berusaha tenang dan langsung pulang dengan wajah pilu. 

Saya berusaha menyimpan kendala ini pada kedua orang tua dan kakak, karena saya yakin pasti uang spp ku kembali. Pikiran pun tidak tenang selalu terbayang takut uangnya tidak kembali. Pada saat itu saya menelpon teman konsultasi terkait kendala tersebut. Ternyata tidak ada yang tahu. Saya juga heran kejadian itu. Padahal sudah berkurang tapi masih belum bisa ambil mata kuliah semester berikutnya (KRS-an)

Pada hari sabtu sekitar jam 09.00, saya balik ke kampus untuk segera mengurusi kendala tersebut. Beberapa teman aku hubungi hingga pihak akademik bagian keuangan. Ternyata juga sama mereka tidak tahu kendalanya apa. Mereka menyarankan untuk konsultasi dengan pihak bank.

Menuju hari senin terasa lama, bagai menunggu selama satu bulan. Pikiran  tidak tenang, ke sana kemari galau balau. Saya mengajak teman untuk menemani pergi ke pusat Bank BNI Kabupaten Jember. Bersyukur masih mau saya ajak. Dalam hati berkata semoga uang itu bisa kembali, agar tidak membebankan orang tua. 

Hari senin telah tiba, saya pun bergegas sarapan terlebih dulu dan langsung pergi bersama teman ke center Bank BNI. Setelah sampai di lokasi terlihat banyak antrian orang menunggu nomor antriannya. Karena kondisi sedang PPKM ada sedikit peraturan yang berbeda yaitu sepuluh orang bergantian masuk dengan mematuhi protokol kesehatan dan tiket hanya terbatas 80 (delapan puluh). Selebihnya tidak melayani transaksi maupun konsultasi. 

Di sana saya banyak hikmah yang dipetik. Pertama, mengajarkan setiap orang harus sabar antri, jika tidak sabar tentu saya sudah pulang karena nomor antrian yang terlalu jauh dari nomor antrian pertama. Namun saya harus sabar supaya permasalahan segera usai. Kedua, saya harus berani dalam menghadapi sebuah kendala, berani berbicara dengan jujur, tidak gengsi, dan tetap ramah dengan para petugas. Ketiga, saya terinspirasi dengan pelayanan petugas BANK, memang seluruh bank memperlakukan para pengunjung dengan sangat ramah. Sikap mereka mengingatkan diri saya untuk ramah dan sopan terhadap sesama baik yang lebih muda ataupun lebih tua. Diantaranya sikap mereka yaitu mudah senyum dan selalu menyapa, selalu mengucapkan terimakasih, sangat membantu pengunjung. Saya berharap dibalik kesusahan yang sedang dialami semoga bisa meniru sikap mereka.

Tidak lama kemudian nomor antrianku dipanggil. Saya disambut oleh petugas dengan senyum dan ramah sekali. Saya pun langsung mengatakan kendala yang saya alami. “saya berkenan bayar SPP kak, namun dilihat di sister akademik saya masih belum terkonfirmasi bayar,juga menurut bendahara pusat kampus bahwasanya belum ada uang masuk atas nama saya. Namun di korang rekening ada transaksi keluar” ungkap saya dengan nada cemas dan tegas. 

“Enggeh siap mas, akan kami cek dulu” jawab petugas. Ternyata kata petugas emang benar ada uang mutasi dan sudah benar atas nomor virtual account yang dituju. Petugas pun juga tidak tahu kendalanya. Menyarankan untuk konsultasi langsung ke pihak Bank BRI. Karena pembayaran spp tersebut melalui nomor briva.

Saya hanya pasrah dan langsung pulang. Sampai di kamar pun saya tetap cemas, karena saya pikir uang itu akan hangus. Namun saya tetap melanjutkan pada hari rabu tanggal 04 Agustus 2021 dengan seorang diri. Saya yakin pasti ada jalan dibalik kesusahan. Dan dibalik kesusahaan ada sejuta hikmah dan kemudahan.

Tiba di cabang bank BRI saya langsung ambil nomor antri. Bersyukur tidak mendapat nomor antrian lama. Saat nomor saya dipanggil, saya langsung menuju petugas CS (customer service) dan langsung mengatakan apa yang sudah disarankan oleh petugas BNI lalu. Jawaban dari mereka ternyata uang saya masih berhenti di Bank BNI, mereka pun menyarankan saya untuk menghubungi nomor center bank BNI. Dengan wajah melas, saya mengatakan seadanya bahwa saya tidak ada pulsa. Alhamdulillah mereka mau membantu saya dan menelpon center BNI menggunakan telepon bank BRI. 

Hati terasa agak tenang, karena kata Customer Service uang saya masih bisa kembali. Lalu saya menerima telepon dari center BNI dan ditanyakan beberapa data identitas saya termasuk no briva virtual account. “baik mas, saat ini uang panjenengan sudah kami transfer ke rekening anda kembali. Silahkan cek dan melakukan pembayaran SPP kembali. Terimakasih mas” Ujar center BNI. “Enggeh kak, terimakasih atas bantuannya” jawab saya dengan hati ceria.

Saya langsung  mengucapkan terimakasih pada petugas cs bank BRI atas bantuannya meminjamkan telepon kantor bank. Tidak menunggu lama lagi saya langsung pulang untuk melhat saldo rekening. Ternyata saya harus mencetak rekening koran di pusat bank BNI dulu karena saya masih belum punya m-banking. Saya pulang ke kamar ambil helm dan melanjutkan ke bank BNI. 

Tiba di tempat,saya langsung dibantu oleh  satpam perempuan untuk mengambil rekening koran. Tidak diduga setelah dicoba beberapa kali, ternyata mesinnya error dan satpam tersebut langsung meminta bantuan ke customer service. Alhamdulillah memang betul sudah ada uang transaksi masuk yang di transfer kembali ke rekening.

Permasalahan sudah selesai, selanjutnya saya langsung bayar spp di cabang teller BRI pasar Tanjung. Sampai di sana berjalan dengan lancar. Dalam hati berkata sambil duduk menunggu antrian, “ Semua permasalahan akan ada jalan keluar. Tergantung diri kita sendiri mau menghadapi atau menyerah begitu saja. Setiap kesulitan pasti ada kemudahan.”

Di sepanjang jalan hati mulai tenang, sesampai di kamar saya lanjut KRS an dan mengisi link pengumpulan KHS. Akhirnya semua sudah selesai tinggal mengumpulkan ke DPA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun