Mohon tunggu...
Solihin
Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru IPS

Sedang berusaha sebaik-baiknya || "Man Jadda Wajada"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jeritan

11 Mei 2020   11:53 Diperbarui: 22 Februari 2021   20:21 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdengar suara gemuruh dari sudut kamar,

Berseru setiap siang dan malam,
Kulihat denyut jantungnya masih bergetar,
kaki bergerak menahan kesakitan.

Malam hari menjadi siang,
Siang hari menjadi malam,
Malam mata merah membengkak menahan denyutan,
Siang terlelap nyenyak nan kesemutan.

Malam yang sunyi terbangun sendirian,
Terdengar keras suara jeritan,
Kaki kesakitan mata merah tak mampu menahan,
Hingga fajar tertelan terus terdengar jeritan.

Air mata menetes tak berkesudahan,
Melihat wajah keriput yang dulu memperjuangkan hingga mati-matian,
Tangan kasarnya terlihat lembut dengan belas kasihan,
Kini aku melihat sungguh besar engkau berkorban.

Oh Tuhan... Beri kesembuhan,
Beri ketabahan,
Beri aku kesempatan,
Hingga kelak masih bersamanya dalam kesuksesan


Oleh ; Solihin
Probolinggo, 11 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun