Pada pertengahan tahun 2000 seorang peneliti Danah Zohar dan Ian Marshall dari Harvard University, USA dan Oxvord University London dalam penelitian psikologi dan Nuerologinya menemukan God Spot pada Lobus Temporalis yang disebut Spritual Intelligence (SQ) yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan nilai-nilai KeTuhanan sehingga menghasilkan sebuah sikap yang disebut attitude seperti kejujuran, kasih sayang, Kerjasama, gotong royong dll,Â
Spiritual seseorang akan terbentuk dan menjadi kuat jika melalui tahapan-tahapan berikut:
- Kesadaran Diri (Self Integrity)
Seseorang yang memiliki pemahaman tentang siapa dirinya, apa tujuan hidupnya serta mau kemana kehidupan setelah ini? Orang tersebut memiliki quality live. Orang tersebut sadar betul bahwa dia diciptakan oleh Sang Pencipta , artinya sebagai manusia yang diciptakan tentunya harus mengikuti apa yang dikatakan Penciptanya. Dia sadar dalam menggunakan seluruh anggota tubuhnya sesuai fungsinya. Dia tidak akan membiacarakan orang lain, karena itu bertentangan dengan fungsi yang diberikan Pencipyanya. Dia tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya, Tidak akan bersikap seenaknya, dia akan bisa menempatkan  dirinya sebagai makhluk Allah SWT.
- Menyadari Standar Kehidupan
Dalam tahapan berikutnya manusia harus memahami untuk apa manusia diciptakan. Dalam kontek Islam Allah menciptakan manusia untuk beribadah (QS. Adz-Dzariat ayat 56). Ibadah itu sebagai standar hidup manusia dari Allah SWT. Jadikan segala aktifitas sebagai ladang untuk  beribadah, apakah itu beraktifitas di rumahnya, dalam mendidik anak-anaknya, dalam pekerjaannya. Semua aktifitas diniatkan untuk mengabdi kepada Sang Pencipta, hadirkan Allah dalam aktifitasnya. Andai yang kita lakukan tidak sesuai standar, maka dalam bekerjanya akan berbohong, tidak jujur dan Allah tidak menyukai itu.
Seorang guru, harus menyadari bahwa tugasnya dalam mendidik siswanya adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT. Ibadah kepada Allah SWT adalah standar dari Sang Pencipta. Seorang pejabat negara jika dalam melaksanakan tugasnya sesuai standar dari Allah, maka pekerjaannya akan diniatkan untuk beribadah dan dalam menjalankan tugasnya akan Amanah dan bertanggungjawab karena  dia sadar bahwa Allah menyertainya.
- Memahami Hidup ini Terbatas
Sekuat apapun manusia , sepinter apapun dia, jika sudah Allah yang berkehendak memanggilnya, maka pasti akan pulang juga. Waktu hidup didunia terbatas sesuatu batas yang diberikan. Oleh karena itu yang harus disadari dan di lakukan adalah "do the best all the time" lakukan yang terbaik kapan pun. Orang yang sadar bahwa hidup ini  terbatas, maka dia tidak akan menyia-nyiakan waktunya.
Hingga Allah SWT mengambil sumpah terhadap waktu, mengingat begitu berharganya waktu tidak akan bisa terulang. Sehingga jika melaluinya dengan sia-sia tidak diisi dengan yang bermanfaat maka dia akan rugi selamanya.
Pemahaman bahwa hidup ini terbatas baik dari segi ruang dan waktu, akan meminimalisir dan mengantisipasi tajamnya fluktuasi kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H