Mohon tunggu...
Soleman Pelu
Soleman Pelu Mohon Tunggu... Psikolog - Pustakawan

pengembangan literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lawan Hoax, MAFINDO Maluku Tingkatkan Literasi Digital di Seram Bagian Barat

2 Februari 2022   10:27 Diperbarui: 2 Februari 2022   11:12 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyampaian materi  oleh Relawan MAFINDO Maluku, Foto: Soleman Pelu

Oleh: Soleman Pelu (Relawan Mafindo Maluku)

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Maluku gencar melakukan peningkatan keterampilan literasi digital di kalangan komunitas literasi untuk melawan hoaks. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi relawan MAFINDO pada kegiatan Jambore Literasi Digital di Desa Keta, Kabupaten Seram Bagian Timur, pada akhir tahun 2021 lalu.

 

Relawan Mafindo Maluku yang hadir pada kegiatan tersebut adalah Wellsy Bakarbessy, Soleman Pelu, dan Abubakar Difinibun, masing-masing dari mereka memberikan materi penguatan untuk mencegah hoax,  seperti yang disampaikan oleh Wellsy  terkait perkembangan digital di era globalisasi saat ini.

 Wellsy menyebutkan bahwa perkembangan teknologi informasi telah menyebar di dunia tanpa batas. Hal tersebut menyebabkan perubahan sosial yang signifikan berlangsung dengan cepat. Perkembangan teknologi informasi ini, kata Wellsy pada penyampaian materi pertama, bahwa banyak memberikan dapak positif dan dampak negatif dalam kehidupan. Salah satu dampak negatif perkembangan teknologi informasi yang sering dijumpai yaitu, banyaknya berita palsu (hoax).

Sementara dampak positif dari perkembangan teknologi informasi dan Komunikasi, dapat memberi kemudahan untuk mendapatkan layanan tertentu meski lewat jarak jauh, misalnya berbelanja online, pesan tiket online, dan lain sebagainya.

"Menghemat waktu, bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun. Kemudahan untuk mencari dan mendapat informasi lewat akses internet", terang Wellsy.

Setelah menjelaskan perkembangan digital, materi selanjutnya disampaikan oleh  Soleman Pelu, yakni materi tantang cara periksa fakta sekaligus mempraktikan bagaimana periksa fakta secara sederhana. Soleman menegaskan bahwa jika ada satu berita yang tidak diketahui kebenaranya, sebaiknya jangan dulu disebarkan.

"Perlu ada verifkasi atau memeriksa kebenaranya", tegas Soleman.

Lebih lanjut, dia katakan bahwa informasi yang tidak akurat mengenai berita palsu, dengan judul yang sangat provokatif mengiring pembaca kepada opini yang negatif. Semua itu tidak terpisahkan dari kehadiran internet di dalam kehidupan kita. Dengan adanya internet yang super praktis sekarang, berbagai berita dapat tersebar luas dengan mudah dan tidak terkontrol secara teliti.

Setelah peserta menerima dua materi tersebut, Abubakar Difinubun yang merupakan relawan MAFINDO juga memberikan penguatan melalui materi tentang Bagaimana Bermedia Sosial dengan Baik.  Dalam hal ini, Abubakar menjelaskan bahwa untuk kalangan anak muda atau pegiat literasi, agar bisa menggunakan media social untuk hal-hal positif, memposting hal-hal yang bermanfaat dan menginspirasi, serta tidak memberikan password akun media sosial kepada orang lain. 

Penyampaian materi oleh relawan MAFINDO sangat menarik perhatian peserta, hal ini ditujukan dengan keaktifan peserta pada sesi diskusi dengan relawan MAFINDO.  Seperti yang disampaikan oleh salah satu peserta, Masita Rahyantel, dia menjelaskan bahwa Mafindo memberikan ruang yang luas dan pengetahuan baru.

"Kehadiran MAFINDO di kegiatan ini, kami bisa mengetahui tentang berita yang hoax dan berita yang fakta kebenaranya, dan kami juga bisa perlu berhati-hati dalam menjaga privasi media social kami, serta penyebaran berita sebelum ditahu kebenaran dari sumber tersebut", ungkap Masita.

Kegiatan Jambore Literasi Digital yang berlangsung sejak tanggal 29--31 Desember 2021 itu, dilaksanakan oleh Taman Baca Keta, dengan mengusung tema Cermat Literasi di Era Digital, yang melibatkan beberapa Taman Baca di Seram Bagian Timur, seperti Taman Baca Rumadang,  Taman Baca Kianlaw, Rumah Peradaban Qur'an dan Taman Baca lainnya.

Menurut pendiri Taman Baca Keta, Ali Akbar Rumeon, bahwa kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan komunitas literasi yang ada di Seram Bagian Timur,  untuk melawan hoax yang beredar saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun