Memang, hasut atau dengki identik dengan keburukan yang dikecam oleh Tuhan. Akan tetapi, tidak semua hasut itu buruk. Ada hasut yang halal dan baik. Dalam salah satu hadisnya Nabi bersabda, "Tidak ada (halal) suatu kehasutan kecuali dalam dua hal.Â
Pertama, seseorang yang diberi harta oleh Allah tapi tidak (terlalu) pintar. Kemudian, harta yang diberikan Tuhan itu dialokasikan di jalan kebenaran dan baik. Kedua, seseorang yang diberi ilmu oleh Tuhan dan tidak (terlalu) kaya. Kemudian ilmunya diamalkan serta disebarluaskan kepada sesama.
Lantas, apa perbedaan antara hasut yang dipuji dan dicela? di sinilah urgensitas dalam memahami beberapa istilah agar tidak terjadi kesangsian. Dalam hal ini, Imam al-Ghazali mendefenisikan hasut (yang sering dipadankan dengan kata dengki) sebagai sifat ketidak-sukaan terhadap nikmat yang diperoleh oleh orang lain serta menginginkan agar nikmat itu hilang. Dengan kata lain, hasud adalah tidak suka terhadap nikmat yang diperoleh seseorang dan menginginkan nikmat itu hilang.Â
Selain itu, ada kondisi mental di mana seseorang tidak merasa berat hati ketika orang lain mendapatkan nikmat, pun tidak pernah berharap nikmat tersebut hilang. Namun, orang itu juga ingin memperoleh nikmat sebagaimana nikmat yang telah diperoleh orang lain. kondisi inilah yang diistilahkan dengan ghibthah oleh Imam al-Ghazali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H