Mohon tunggu...
Soleh Hasan Wahid
Soleh Hasan Wahid Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Ekonomi Fakultas Syariah IAIN Ponorogo

Aktif menulis bidang ekonomi dan hukum bisnis,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makanan Katering Jamaah Haji 2024, Lebih Baik dan Ala Indonesia

12 Juni 2024   00:10 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:31 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jemaah haji 2024 mulai diberangkatkan ke Tanah Suci dan banyak dari mereka telah tiba di Makkah. Di tengah persiapan puncak ibadah haji, salah satu hal yang mendapat perhatian besar adalah kualitas makanan yang disediakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini banyak ulasan positif dari jemaah mengenai makanan katering yang mereka terima.

Prof. Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag., Rektor IAIN Ponorogo yang juga bertugas sebagai petugas Haji tahun ini, berbagi pandangannya tentang peningkatan signifikan dalam kualitas makanan bagi jemaah haji. "Menurut pengakuan dari para jamaah, kualitas makanan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Beras yang digunakan adalah beras Indonesia, sehingga rasanya persis seperti makanan di Indonesia," jelas Evi Muafiah.

Menu yang Variatif dan Sesuai Selera Indonesia

Tidak hanya soal beras, menu yang disajikan juga disesuaikan dengan selera khas Indonesia. "Menunya sangat bervariasi, ada sambel terong, teri kacang, sayur, sambel goreng kentang, dan berbagai olahan ikan. Meskipun ada beberapa sayur yang agak aneh bagi sebagian jemaah, namun secara keseluruhan rasanya sangat Indonesia," tambah Evi Muafiah.

Banyak jemaah yang merasa puas dengan porsi dan variasi makanan yang mereka terima. "Banyak yang merasa puas karena menunya ala Indonesia, meskipun ada kebosanan karena menu berputar dalam satu minggu. Namun, dari sisi rasa sudah sesuai dengan selera Indonesia," ungkapnya.

Pengawasan Ketat dan Pemilihan Katering

Kualitas makanan yang baik tidak lepas dari proses pemilihan dan pengawasan yang ketat oleh Kemenag. "Pemilihan catering dan pengawasan dilakukan oleh Kemenag dengan bantuan irjen. Kriteria yang harus dipenuhi termasuk penggunaan beras ala Indonesia dan kehadiran chef serta beberapa pekerja dari Indonesia untuk memastikan rasa makanan," jelas Evi Muafiah.

Pengawasan ini mencakup segala aspek, mulai dari kualitas bahan makanan hingga proses memasak dan distribusi. "Irjen dan seluruh bawahannya datang untuk melakukan pengawasan langsung terhadap kualitas makanan, selain pengawasan terhadap hotel dan fasilitas lainnya," tambahnya.

Distribusi Makanan yang Teratur

Jadwal distribusi makanan diatur dengan baik untuk memastikan jemaah mendapatkan makanan tepat waktu dan dalam kondisi baik. "Untuk sarapan, makanan mulai didistribusikan pukul 05.00, makan siang pukul 11.00, dan makan malam pukul 17.00. Tidak ada kendala dalam distribusi, selalu tepat waktu dan dalam keadaan panas," kata Evi Muafiah.

Dia menambahkan, "Makanan didistribusikan ke setiap grup oleh koordinator grup, sehingga jemaah menerima makanan dalam keadaan masih panas. Bagi lansia, ada menu khusus seperti bubur yang lebih lembut dan tidak pedas," jelasnya lebih lanjut

Evi Muafiah juga menyebutkan bahwa ada sistem pengecekan dan monitoring yang ketat untuk memastikan kualitas makanan tetap terjaga. "Jika ada kendala seperti nasi yang kurang matang, segera kami tangani dan perbaiki. Sistem komplain juga tersedia bagi jemaah yang merasa ada ketidaksesuaian dalam kualitas makanan," jelasnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun