Mohon tunggu...
Sinta SolehatulUmah
Sinta SolehatulUmah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi bahagia.

Muda sehat, tua bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tapak Tilas Danarto dalam Drama dan Teater

19 Desember 2020   20:13 Diperbarui: 19 Desember 2020   20:18 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Danarto ini memiliki keahlian dalam bidang sastra dan seni. Sebagai pelukis yang belajar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta pada tahun 1961, Danarto dikenal sebagai pelukis yang memiliki ciri khas dengan kebaruan yang selalu ditampilkannya. Oleh karenanya, berbagai kalangan menyebutnya sebagai pembaharu. Karya-karya yang ditampilkan olehnya terdapat berbagai eksperimen. Bukan dari segi tema, tetapi pembaharuan yang dilakukan oleh Danarto terdapat dalam segi penyajiannya.

           Pria kelahiran 27 Juni 1940 di Sragen, Jawa Tengah ini pernah menikahi seorang perempuan bernama Siti Zainab Luxfiati tahun 1986, sayangnya pernikahan tersebut hanya bertahan selama 15 tahun.

            Karya yang diciptakan oleh Danarto unik dan menonjol, hal ini tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia. Danarto membuat karya sastra Indonesi modern semakin menarik. Danarto pandai mengkombinasikan berbagai sumber cerita hingga menjadi cerita yang begitu luar biasa.

Karya-karya Danarto

           Sejauh sejarahnya, Danarto telah banyak menciptakan karya-karya yang luar biasa. Karya tersebut terdiri dari cerpen, naskah drama, novel, dan kumpulan esai. Cerpen yang dibuat oleh Danarto yaitu diantaranya Rintrik pada tahun 1968, Godlob pada tahun 1975, cerpen Godlob ini didalamnya memuat 9 cerpen, From Surabaya to Armageddon pada tahun 1976, Adam Ma'rifat yang berisi 6 cerpen diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1982, Orang Jawa Naik Haji yang di dalamnya memuat catatan perjalanan naik haji Danarto yang diterbitkan pada tahun 1984, Gergasi yang memuat 13 cerpen di terbitkan pada tahun 1996, Setangkai Melati di Sayap Jibril pada tahun 2000 yang memuat 28 cerpen, dan Kaca Piring pada tahun 2007. Sedangkan naskah drama yang dibuat oleh Danarto diantaranya Obrog Owok-owok Ebreg Ewek-ewek pada tahun 1973, Bel Geduweh Beh pada tahun 1978, dan Bumi di Tangan Anak-anak pada tahun 2004.

           Dari beberapa karya-karyanya yang berdifat abstrak, imajinatif dan bersifat ketuhanan, Danarto merupakan salah satu sastrawan Indonesia yang beraliran sufisme dan mistik. Danarto memiliki hubungan yang erat dengan sang Pencipta. Karna karya yang ia ciptakan merupakan kerinnduannya terhadap tuhan. Ia berfikir bahwa seni berfungsi sebagai enlightmen, sebagai penerang yang menyatukan diri kembali dengan Tuhannya.

           Menurut Seno Gumira Ajidarma, Danarto memiliki jejak yang tak kalah meyakinkan di bidang teater. Pada rentang 1962-1974, selain berperan sebagai perancang artistik bagi pementasan Rendra, Arifin C. Noer, dan teater Sardono, Danarto pernah terlibat dalam penataan artistik misi kesenian Indonesia dalam Expo '70 Osaka, Jepang.

Sumber:

Skripsi, Kritik Sosial Dalam Naskah Drama Obrog Owok-owok Ebreg Ewek-ewek Karya Danarto dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) oleh Chitra Nur Imaniar, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Tempo

Ensiklopedia Kemdikbud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun