Akibat adanya wabah yang mendunia Covid-19. Bukan hanya perekonomian yang terkena dampaknya, malainkan pendidikan menjadi salah satu aspek yang menerima dampak dari wabah tersebut.
Akibat penyebarannya yang begitu cepat, vaksin yang belum ditemukan, dan pengobatan yang sulit dilakukan, maka Kemendikbud memberikan imbauan agar siswa melakukan pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Imbauan ini berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).
Oleh karenanya, pembelajaran dilakukan dengan online melalui gawai setiap siswa. Pembelajaran jarak jauh atau PJJ telah dilakukan sejak pertengahan maret.
Terhitung tiga bulan hingga saat ini. Hal ini tentu saja menyulitkan beberapa pihak terutama guru dan wali murid, terutama pada jenjang Sekolah Dasar.
Namun pada beberapa kondisi seperti ini, tak jarang walimurid mengeluh mengenai pembelajaran dan tugas-tugas yang diterima oleh anak mereka. Guru dengan gaji buta Akibat banyaknya tugas yang diterima oleh siswa dan banyaknya siswa yang kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut sedangkan materi yang mereka terima tidak sepadan.
Akhirnya banyak orang tua dan siswa mengatakan bahwa guru pada masa pandemi ini hanya menerima gaji buta tanpa bekerja dan hanya menyulitkan siswa.
Namun jika ditinjau dari kondisi yang berbeda, yaitu kondisi seorang guru yang harus menghadapi masa pandemi ini dengan mengajarkan banyak anak tanpa bertatap muka. Bukan hal mudah bagi seorang guru untuk melaksanakan tugas berat yang diembannya. Setiap guru telah memiliki rancangan pembelajaran pada setiap materi yang akan diajarkannya.
Kini, hal tersebut harus diubah, dengan mengganti metode pembelajaran dan mengganti sistem belajar yang akan dilaksanakan serta materi yang harus tersampaikan. Sehingga tak jarang satu guru selalu mengganti metode pada setiap pertemuan, karena guru menginginkan metode yang mampu membuat setiap siswa paham dan mengerti apa yang disampaikan.
Guru tetap memiliki tanggung jawab untuk melakukan penilaian serta merekap absensi setiap siswa pada setiap pertemuan.
Apalagi, dalam 3 bulan ini telah berlangsung Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir semester. Maka tugas seorang guru tak hanya memberikan tugas dan materi saja, melainkan harus memutar strategi agar pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan tidak melepaskan tanggung jawabnya.
Tidak adil rasanya jika mendengar seorang guru dijatuhkan begitu saja akibat pandemi ini. Sedangkan, ia juga terkena dampak dan imbas akibat pandemi ini.
Maka dari itu, sebagai siswa seharusnya tetap mengikuti intruksi dari gurunya dan melakukan inisiatif membaca materi yang akan disampaikan oleh guru dan bertanya apa yang tidak dimengerti agar mempermudah tugas seorang guru. Karena tak hanya satu siswa yang menjadi tanggung jawab guru tersebut.
Sebagai orangtua, bukankah lebih baik membantu anak agar tidak malas dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara daring? Sebenarnya rutinitasnya sama saja, bedanya cara dan metode yang dilakukan yang berbeda serta tempat pelaksanaan yang dilakukan dari rumah.
Sebagai siswa yang baik, ayo membantu guru dengan meringankan tugasnya dan menjadi teladan bagi siswa lain dalam melakukan kebaikan. Tolong menolong serta empati yang tinggi sangat dibutuhkan dalam situasi ditengah pandemi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H