Mohon tunggu...
Soleh Djayim
Soleh Djayim Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seorang staf rendahan (kuli) di sebuah BUMN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

hujan kemarin sore II

30 November 2014   01:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

aku selalu menyukai hujan, menantikannya. menikmati setiap tetes yang tak seluruhnya segera jatuh ke bumi. ada banyak menjadi embun, membasahi tembok, membasahi kaca, mencipta alur air membawa debu. kilat halilintar jadi pengingat, jangan lewatkan hujan yang tentu datang saat kau merindu.

hujan kemarin sore, masih membuat sungai mengalirkan air dari ribuan bukit-bukit telanjang menggigil kedinginan. aku merindu arus sungai yang tak keruh saat hujan mengguyur deras. hutan yang menyimpannya dan membagi maka sungai tak muntah. tak menggenangi halaman rumah, tak masuk dapur, tak menyeret anak-anak yang sedang asyik bermain game di depan tivi di ruang tengah. jika tak menumbuk hutan gedung-gedung berbeton, tentu tidak.

aku masih ingat saat reda, hujan yang bertetabuhan semakin lirih. tetesannya lembut mengajakku untuk duduk di teras bersanding teh hangat tak terlalu pahit.

aku merindu hujan yang tak membuat banjir, yang tak merusak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun