menunggumu adalah menghitung tanggal-tanggal
pada kalender usang. kubiarkan matahari timbul
dan tenggelam sendirian, tanpa nafas pagi
atau bias senja di kaca jendela. semesta
lagi saling bermusuhan.
dan musim, aku tak mau ngobrol soal musim. ada jarakdi antara deras hujan dan semilir angin. ada kelakar
dari masa lalu yang melulu mampir, di mana tepian kemarau,
rintih cabang-cabang ranggas atau ratus cucakrawa
membisikkan kerinduan
yang leleh pada cangkir kaca
gerimis pertama.
september sudah pertengahan, kapan
kau pulang?
//17092011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!