Mohon tunggu...
Farid Solana
Farid Solana Mohon Tunggu... Wiraswasta - I work alone. And I don't do anything random.

I work alone. And I don't do anything random.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Penyedap Terbaik adalah Rasa Lapar

28 Mei 2017   23:29 Diperbarui: 28 Mei 2017   23:50 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat parkir Mie Ayam Bu Tumini nyaris tak pernah sepi.

Pesona Jogja memang tak ada habisnya. Provinsi yang terdiri dari Kabupaten Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Kota Jogja ini relatif tak membosankan; khususnya buat mereka yang suka blusukan. Banyak kejutan yang ditawarkan dengan berpetualang mengelilingi Jogja. Salah satunya adalah tempat makan. 

Berhubung sering mampir ke Terminal Giwangan untuk transit saat naik Bus TransJogja, beberapa kali mataku terpana melihat sebuah kedai mie ayam yang letaknya persis sebelum pintu masuk terminal. Tempat itu selalu ramai. Motor berjejer parkir, sementara para pengendaranya mengular di depan gerobak mie ayam sembari menunggu kursi kosong yang bisa diduduki. Nama kedai mie ayam itu Jawa banget: Mie Ayam Bu Tumini.

Kedai mie ayam ini terletak di Jl. Imogiri Timur, tepat di sisi utara Terminal Giwangan; sekitar 10 meter dari pintu masuk bus. Lokasinya sangat strategis. Buat wisatawan yang tidak membawa kendaraan, cukup menaiki Bus TransJogja 3A/3B dan 4A/4B yang mengarah ke terminal terbesar di Jogja itu. Hanya dengan Rp 3.500,- kamu sudah bisa sampai di Warung Mie Ayam Bu Tumini.

Sebenarnya, apa, sih, yang membuat tempat ini istimewa? Apa yang membuat mie ayamnya berbeda dengan mie ayam kebanyakan?

Memang, sekilas tak ada bedanya. Tampilan mie ayam, ya, seperti itu-itu juga. Tapi, produk Mie Ayam Bu Tumini berbeda. Tampilannya sedikit horor - buat yang biasa makan mie ayam dengan porsi sedikit, maksud saya. Bedanya dengan kedai mie ayam lainnya adalah Mie Ayam Bu Tumini menyediakan sejumlah pilihan menu: Mie Ayam; Mie Ayam 1/2; Mie Ayam Jumbo; Mie Ayam Xtra Ayam; Mie Ayam Ceker; dan Sawi Ayam. Kalau menu favorit saya, mah, Mie Ayam Ceker. Sawi Ayam juga perlu dicoba, terutama buat kamu yang doyan sama sayuran. Cita rasa dan bumbunya sangat khas. Rasa manis cukup mendominasi sehingga kadang perlu menambahkan sedikit garam dan atau sambal. Kalau mau, kamu juga bisa memanfaatkan kerupuk yang bertengger di setiap meja.

Tak memerlukan waktu lama untuk dilayani di kedai mie ayam yang buka mulai 10 pagi ini. Yang perlu kamu pikirkan adalah bagaimana mengakuisisi bangku kosong secepat mungkin. Setelah itu, kamu tinggal menanti waiter mengantarkan mie ayam dan minuman yang sudah jadi. Kalau kebetulan pesananmu khusus, cukup bilang ke waiter. Dalam hitungan menit rasa laparmu pun akan terobati dengan sajian lezat nan menggoyang lidah. Pastikan kamu datang sebelum jam 3 siang. Otherwise, kamu takkan mendapatkan apapun di sana.

Pelayanannya ramah dan cekatan; sangat berbeda dengan kedai makan Jogja kebanyakan. Harga menu di kedai ini normal; makan berdua takkan menghabiskan 50 ribu, kok. Profesionalisme dijaga dengan menyajikan daftar menu yang disertai harga; sesuatu yang sangat jarang terjadi di kedai jalanan Jogjakarta.

Hanya saja, setelah beberapa kali ke tempat ini, tak pernah sekalipun aku bersua dengan Bu Tumini atau melihat fotonya terpampang sebagaimana mendiang Yu Jum di setiap warung gudeg-nya. Bahkan Google pun tak mampu menampilkan wajah asli Bu Tumini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun