Nguri-Uri Tradisi "Rasulan" Masyarakat Padukuhan Soka bersama KKN UPNVYK
Di balik pesona alam yang memukau, Gunungkidul menyimpan beragam kekayaan budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat Padukuhan Soka, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu. Salah satu tradisi yang masih bertahan hingga kini adalah Rasulan, sebuah acara adat yang sarat makna dan nilai-nilai luhur.
Apa Itu Rasulan?
Rasulan berasal dari kata "rasul" yang berarti utusan atau pengantara. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur yang dianggap sebagai pengantara antara masyarakat dengan Tuhan.Rasulan merupakan tradisi syukuran masyarakat Gunungkidul yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tradisi ini biasanya dilaksanakan setiap tahun setelah musim panen pada hari Jumat legi, sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan.
Proses dan Rangkaian Acara Rasulan
Â
Rasulan akan dilaksanakan pada Kamis (27/06/2024) diawali dengan persiapan yang melibatkan seluruh anggota dusun untuk gotong royong membersihkan lingkungan dan mempersiapkan makanan. Menariknya rasulan kali kehadiran KKN Angkatan 81 UPNYK yang turut membantu karang taruna GARIS dalam persiapan salah satunya dengan melakukan pemasangan umbul - umbul pada (26/06/2024) di sepanjang jalan Padukuhan Soka serta melakukan pengecatan ulang krapyak (tempat keramat) di depan balai dusun Soka.Â
Acara inti dari Rasulan biasanya diisi dengan berbagai kegiatan seperti :
1. Kenduri dan doa bersamaÂ
Sebelum memulai rangkaian acara rasulan masyarakat dan mahasiswa KKN UPNVY berkumpul untuk melakukan doa bersama yang dipimpin oleh mbah sis saiman / mbah kaum selaku tokoh adat atau sesepuh dusun. Doa ini ditujukan untuk para leluhur dan memohon berkah dan keselamatan bagi seluruh warga dusun.
2. Kirab Budaya