aku bernapas diantara semak-semak kamboja
menyesapi sari yang lahir dari sepi
di kotamu, aku belajar bahwa hidup sudah penuh riak ketakutan
aku tau, kau sembunyi dibalik meja kantor
kau menyilangkan tangan dari puncak gedung itu
di kotamu, segala luka adalah nyanyian penghibur
menjerat leher-leher harapan adalah candaan yang begitu lucu bagimu
mobilmu menderu, naik turunÂ
mengangkut berton-ton keringatku
sayang, kau bius aku dengan ilusi, Pembangunan !!
Ponorogo, Mei 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!