Mohon tunggu...
soni herliansyah
soni herliansyah Mohon Tunggu... -

mengentaskan mata pena

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kehendak yang Terindah

12 November 2013   07:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita seolah kehilang akal dan fikiran ketika Allah meminta, mengambil sedikit saja kenikmatan dari diri kita, bahkan mungkin hanya sebentar.Tak beranjak selalu meratapi kehilangan yang tak sebanding dengan besarnya kenikmatan yang kita terima. Kita hanya memikirkan hal-hal yang kecil, namun ada yang lebih besar yang harus kita fikirkan dan kita syukuri. Ketika jabatan lepas merasa dirinya paling di zhalimi. Ketika hartahilang rasa takut menggonggong diri dan sering kali melampiaskan kemarahan kepada orang-orang yang tak bersalah, menuduh dan dan menyakitinya.Manusia macam apakah kita?..

Kita lupa, sudah seberapa lama jabatan itu menemani aktivitas kita. kita lupa, sudah seberapa lama harta-harta itu menyokong kebahagian dalam hidup kita. Kita lupa semuanya akan itu?..

Ketika jabatan dan harta-harta itu melekat dalam diri kita sudahkah kita mengurusinya dengan ihsan, dengan baik sesuai dengan syariat, menunaikan hak-haknya dan memunaikan kewajiban kita terhadapnya. Mungkin saja ketika harta itu melekat di diri kita, di samping kiri dan kanan kita banyak yang merintih, menangis kelaparan namun kita tak memperdulikannya. Bahkan mungkin di tengah-tengah kita ada yang sakit membutuhkan uluran tangan kita, namun kita tidak memahaminya.

Di kala harta kita yang sudah menumpuk, namun kita enggan menunaikan zakat, enggan berbagi, bersedekah untuk menyucikan harta kita yang kemungkinan bercampur baur dengan harta-harta yang tidak halal di luar kehendak kita.

Mungkin jabatan yang kita sandang membuat kita sibuk sehingga melupakan pertemuan-pertemuan indah kita dengan sang pemberi jabatan itu. Allah SWT. Waktu solat kita lupakan. Kita sibuk dengan jabatan kita sampai-sampai al-qur’an di meja kerja hanya menjadi hiasan tak pernah kita sentuh kemudian kita baca, tak ada waktu lagi untuk berdoa, memohon perrlindungan. Mungkin jabatan yang kita sandang membuat kita besar sehinggat melupakan semuanya kewajiban kita kepada Allah.

Padahal pada hakekatnya semua yang kita miliki hanyalah titipan yang suatu saat nanti akan di minta pertanggung jawabannya di hari akherat nanti, dari yang paling terkecil hingga yang terbesar, semua akan di minta pertanggungannya di hadapan Allah hakim yang maha adil.

Ketika kita salah membawa jabatan, harta dan sebagainya yang Allah amanahkan kpada kita, hendaknya kita bersyukur ketika Allah memintanya semasa di dunia ini, karena Allah masih sayang kepada kita, Allah menegur dan mengingatkan kita agar kita kembali meluruskan diri. Allah tidak menghendaki kita semakin jauh menyimpang, membiarkan kita terus semakin jauh menyimpang hingga akhirnya kita menyesal di hari akhir.

Maka bersyukurlah dan jangan bersedih dengan semua yang Allah kehendaki yang sebenarnya itu adalah yang terbaik dan yang terindah bagi kita walaupun secara zhohir mungkin menyakitkan bagi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun