Mohon tunggu...
Solihin Agyl
Solihin Agyl Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Peneliti Bahasa

Seorang Wordsmith, Reader, Interpreter, Teacher/Trainer, Explorer, dan Researcher di L-Pro Jember, Pembicara Seminar, dan Workshop Nasional-Internasional. Sering diminta melatih Academic Writing, Public Speaking, English Camp, TOEFL/IELTS Instructor, Teaching-Learning, dan PTK. HP. 081-336-4045-18 email : solihinagylemailpenting@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mendidik

25 Oktober 2024   10:31 Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari sepeninggal Rasulullah Muhammad SAW, Abu Bakar RA turun dari masjid ba'da sholat Shubuh, dan bergegas menuju ke rumah Aisyah RA, putri kesayangannya yang juga janda mendiang Rasulullah SAW.

Kunjungannya kala itu hanya ingin menanyakan satu hal: "Wahai Putriku, Aisyah. Seingatku aku sudah melakukan semua hal yang sudah diteladankan oleh Rasulullah SAW kepadaku dan semua sahabatnya. Lalu seingatmu, Wahai Putriku, adakah 1 amalan Rasulullah SAW yang belum pernah aku lakukan?"

Jawaban Aisyah RA mengagetkan Abu Bakar RA: "Ada, Wahai Ayahku. Beberapa minggu sebelum wafat, setiap ba'da Shubuh, Rasulullah SAW selalu mengunjungi pengemis Yahudi buta di ujung pasar itu dan menyuapinya sepanjang pagi."

Maka, keesokan paginya, selepas sholat Shubuh, Abu Bakar RA bergegas turun dari masjid, menghampiri pengemis Yahudi buta itu dan bersiap menyuapinya. Namun, seperti biasanya pengemis buta itu nyeracam; mengeluarkan kata-kata kotor tentang Rasulullah SAW: "Wahai Penduduk Medinah, janganlah kalian percaya pada Muhammad. Sesungguhnya, dia adalah pria jahat yang tak berakhlak, tukang sihir dan seorang pembohong besar; semua kabar yang dibawanya adalah tipuan belaka."   

Mendengar kata-kata kotor dari si pengemis Yahudi buta tentang mendiang sahabat yang amat dikasihinya itu, amarah Abu Bakar menggelegar dan segera hendak ditumpahkannya ke hadapan si pengemis.

Tapi, sesuai berita dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW menyuapi pengemis buta itu dengan penuh kasih sayang; tanpa suara dan bahkan sambil lalu mendengarkan kata-kata kotor pengemis Yahudi buta itu. Di detik itu, Abu Bakar RA berhasil menahan dirinya.

Namun demikian, tangan kanannya yang aktif menyuapi tak bisa menutupi gejolak amarahnya. Caranya menjulurkan tangannya ke wajah si pengemis terasa amat kasar; tak seperti tangan lelaki yang biasa menyuapinya dengan lemah lembut. Dan oleh karenanya, pengemis buta itu tiba-tiba nyletuk keras: "Hei...siapa kamu?!"

Sambil terperangah kaget dengan pertanyaan itu, Abu Bakar RA memberi jawaban: "Aku adalah pria yang setiap pagi menyuapimu?," "TIDAK!," Jawaban singkat tapi tegas keluar dari mulut si pengemis; "Kamu tidak mungkin lelaki itu!," lanjutnya. "Caranya menyuapiku sangat lembut dan penuh kasih sayang. Dia tak pernah mengeluarkan suaranya, dan selalu mendengarkan ocehanku yang berharap percaya pada setiap kata yang aku sampaikan kepadanya dan seluruh penduduk Medinah ini."        

"Benarkah kamu tak tahu siapa pria yang biasa menyuapimu setiap pagi?," tanya Abu Bakar RA penasaran, sambil menahan tangis karena mengingat sahabatnya yang kini telah tiada.

"Tidak," jawab pengemis itu singkat, "siapa gerangan pria lemah lembut itu dan ke mana dia sekarang?" Lalu, Abu Bakar menjawab dengan tegas: "Dialah Rasulullah Muhammad SAW, orang yang selalu Kau hina itu walau dia dengan tulus dan lemah lembut selalu menyuapimu setiap pagi. Aku ini Abu Bakar sahabatnya. Pagi ini aku ingin menggantikannya karena sepeninggalnya aku ingin meneladani amal baik terakhirnya dan belum pernah aku lakukan sebelumnya, yaitu: menyuapimu." Seketika tangis pengemis buta itu meledak. Betapa hancur hatinya ditinggal manusia mulia yang kehadirannya selalu ia rindukan setiap pagi.      

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun