Mohon tunggu...
Solihin Agyl
Solihin Agyl Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Peneliti Bahasa

Seorang Wordsmith, Reader, Interpreter, Teacher/Trainer, Explorer, dan Researcher di L-Pro Jember, Pembicara Seminar, dan Workshop Nasional-Internasional. Sering diminta melatih Academic Writing, Public Speaking, English Camp, TOEFL/IELTS Instructor, Teaching-Learning, dan PTK. HP. 081-336-4045-18 email : solihinagylemailpenting@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mondok

11 September 2024   15:33 Diperbarui: 11 September 2024   15:37 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, menuntut ilmu dengan cara merantau meningkatkan kepekaan pembelajar terhadap kemanusiaan. Di tempat yang baru, pembelajar akan bertemu dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda-beda. Pertemuan dengan orang-orang yang berbeda itu akan memperdalam pemahaman mereka bahwa betapa rasa saling pengertian, rasa saling menghormati, saling membantu perlu dibangun dan dirawat satu sama lain.

Keempat, menuntut ilmu dengan cara merantau membuat seorang pembelajar menjadi semakin kreatif. Ini berkaitan dengan pola pikir yang terus produktif demi efisiensi dan efektifitas dari segala bentuk kegiatan dan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari di tempat yang baru.

Kelima, menuntut ilmu dengan cara merantau memberikan kesempatan pada pembelajar untuk memiliki perspektif (sudut pandang) yang lebih luas. Karena hidup dengan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda, mereka belajar memandang sesuatu tidak hanya dari sudut pandang mereka saja. 

Mereka sadar, ada banyak sudut pandang lain yang berbeda, yang bahkan mungkin bertentangan dengan perspektif yang mereka miliki. Oleh karena itu, dalam melihat sesuatu, pembelajar yang merantau akan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas agar semakin banyak kepentingan terjangkau.

Keenam, menuntut ilmu dengan cara merantau adalah bentuk lain dari berinvestasi melalui pengalaman-pengalaman. Bagi para orang tua yang mengirim putra-putrinya ke pesantren itu sama saja dengan berinvestasi untuk hal yang paling penting bagi pembangunan manusia: pengalaman.

Para pembelajar di pesantren pasti mengalami banyak kejadian; suka dan duka. Mereka belajar berjibaku dengan berbagai realitas hidup, bertemu dengan aneka kesulitan, harus belajar mengambil keputusan, dan berhitung persoalan hidup, menguji kebenaran (teori) ilmu  yang mereka dapatkan dan menghadapi aneka ketidakpastian. Dan, diakui atau tidak, semua itu akan memberikan mereka kebahagiaan di waktu yang tepat. Menurut kalimat bijak lainnya: "Bahkan pengalaman yang buruk pun suatu saat akan kita kisahkan kembali sambil tertawa," (Farid Gaban).

Ketujuh, menuntut ilmu dengan cara merantau akan membuat pembelajar semakin sabar. Karena semua permasalahan yang dihadapi tak bisa langsung diselesaikan dengan cara mereka. Di titik inilah perbedaan-perbedaan itu semakin tajam. Itulah suka-dukanya. Dan dengan cara itulah kesabaran mereka semakin terasah.

Bagaimana menurut Anda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun