Mohon tunggu...
Solihin Agyl
Solihin Agyl Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Peneliti Bahasa

Seorang Wordsmith, Reader, Interpreter, Teacher/Trainer, Explorer, dan Researcher di L-Pro Jember, Pembicara Seminar, dan Workshop Nasional-Internasional. Sering diminta melatih Academic Writing, Public Speaking, English Camp, TOEFL/IELTS Instructor, Teaching-Learning, dan PTK. HP. 081-336-4045-18 email : solihinagylemailpenting@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Inilah Mengapa Ayat Kursi Ada

20 Juli 2024   07:32 Diperbarui: 20 Juli 2024   07:39 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Rasa kantuk dan tertidur takkan pernah menimpa Allah SWT. Dengan kata lain, Allah SWT tidak akan pernah mengantuk, Dia juga takkan pernah tertidur. Jadi, semua pergerakan, tindak-tanduk, dan semua kegiatan yang terjadi dan yang dilakukan oleh semua makhluk Allah SWT takkan pernah sedikitpun luput dari pantauan Allah SWT.

Di sisi lain, dengan keadaan yang tidak pernah mengantuk, tentu saja itu menunjukkan bahwa Allah SWT tidak pernah merasa kelelahan. Dengan begitu, tak satu makhluk pun yang bisa mengelabui diri-Nya dalam menjalankan kegiatan-Nya.

Dengan keadaan tak pernah tertidur pula Allah SWT tak terbatas dan tak bisa dibatasi oleh waktu dalam memantau makhluknya. Itu artinya juga, Allah SWT justru bahkan tak hanya dibatasi oleh ruang dan waktu tapi Ia juga tak dibatasi oleh keterbatasan yang takkan pernah membatasinya, yaitu rasa lelah, kantuk dan tertidur.

 

Adalah milik-Nya apapun yang ada di langit dan apapun yang ada di bumi. Allah SWT memiliki kekuasaan penuh terhadap apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan semua yang meliputi seluruh alam ini.

Kepemilikan Allah SWT terhadap apa yang sudah disebut di atas berarti pada saat dan setelah kiamat nanti, semuanya akan kembali kepada Allah SWT. Karena semua milik Allah SWT, pada akhirnya semua akan kembali pada Allah SWT juga. Dengan kata lain, pemilik adalah penguasa penuh.

 

Siapakah gerangan yang dapat memberi syafaat untuk menggantikan posisi pemberi syafaat selain atas ijin Allah SWT? Untuk lebih jelasnya, sebaiknya kita harus mencari dulu definisi Syafaat. Bila kita sepakati bahwa definisi Syafaat sama dengan manfaat/pertolongan berarti makna itu menjelaskan bahwa hanya Allah SWT lah yang memberi manfaat dan pertolongan bagi seluruh makhluknya. Pihak lain yang memiliki kemampuan memberi Syafaat, misalnya: Rasulullah Muhammad SAW, berarti beliau mendapat ijin dari Allah SWT untuk memberi Syafaat kepada manusia/makhluk lainnya.

Atau dengan kata lain, melalui ayat dalam bentuk pertanyaan itu sebenarnya Allah SWT menantang siapapun: barangkali ada yang mampu memberi Syafaat---terutama pada kehidupan setelah kematian atau di akhirat nanti---pada seluruh makhluk kecuali atas ijin Allah SWT.

Semua muslim sangat yakin bahwa hanya Rasulullah Muhammad SAW yang mendapat ijin untuk memberi Syafaat bagi seluruh makhluk Allah SAW. Bagaimana caranya agar mendapat Syafaat dari Rasulullah SAW? Kita diajarkan untuk memperbanyak membaca sholawat atas Rasulullah Muhammad SAW. Allahummah Sholli 'Alaa Sayyidinaa Muhammad. Ya Tuhan (Allah SWT) berilah penghormatan dan kehormatan setinggi-tingginya pada junjungan kami Rasulullah Muhammad SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun