Mohon tunggu...
Solihin Agyl
Solihin Agyl Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan Peneliti Bahasa

Seorang Wordsmith, Reader, Interpreter, Teacher/Trainer, Explorer, dan Researcher di L-Pro Jember, Pembicara Seminar, dan Workshop Nasional-Internasional. Sering diminta melatih Academic Writing, Public Speaking, English Camp, TOEFL/IELTS Instructor, Teaching-Learning, dan PTK. HP. 081-336-4045-18 email : solihinagylemailpenting@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sarjana

16 Desember 2023   17:03 Diperbarui: 16 Desember 2023   17:09 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini, tentu saja, tidak hendak mendiskreditkan peran sekolah. Tapi, tulisan ini mengajak kita berpikir bahwa sepertinya ada yang salah dengan sistem yang sudah dijalankan di sekolah-sekolah selama ini. Sebuah artikel beserta videonya yang diberi judul "Creative Genius" mengupas cukup jelas hasil penelitian oleh NASA tentang "kesalahan" sekolah bahwa sejak bayi manusia sudah menjadi manusia yang amat kreatif dan jenius, tapi begitu mareka masuk ke sekolah, kejeniusan dan kreatifitas mereka sedikit demi sedikit menjadi semakin rendah. 

Maka, rupanya benar pernyataan Dahlan Iskan bahwa sekolah-sekolah itu memang harus menyemangati lahirnya profesi-profesi yang berbeda sesuai bakat dan minat masing-masing siswa; terutama melalui pendalaman (keterampilan) penelitian.

Jadi, menjalani nasihat Paulo Coelho melalui kalimat kutipan itu, sangat mungkin suatu saat (ini contoh ekstrim) ada seorang yang berprofesi sebagai penambal ban tapi ia mampu mendalami profesi dan keahliannya itu melalui penelitian-penelitian empiris yang komprehensif. Ia juga sangat dalam ketika meengimplementasikan cara berpikirnya, memahami ilmu manajemen secara baik. Sehingga, bukan tidak mungkin dia menemukan cara-cara atau bahkan media untuk semakin memperbaiki cara kerjanya sebagai penambal ban.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun