Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Wanita Bermahkota

15 Februari 2023   21:37 Diperbarui: 15 Februari 2023   21:39 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Dokpri. Desain Canva

Puisi karya Opan Semesta

Aku melihat wanita anggun bermahkota, wajahnya berseri laksana pualam menebar cahaya, kening hitam berjejer tebal, berbaris tertata, lentik mata bermain indah bagai gerakbola, senyum bisu membentuk lesung pipit pada wajah yang merah merona, tapi bila kaumarah, wajahmanismu berbeda, lama hilang sampai berbilang masa, terpendam bersemayam  lama di dalam dada.

Aku melihat Wanita Bermahkota bersih tak berdebu, sejuta helai rambut ikal tebal jatuh di bahu, kau rubah warna rambut yang indah itu, membuat tatapmata lelaki takberkedip terpesona memburu, tapi bila kaumarah, rambut ikalmu bagaikan senapan berpeluru, menempel pada tubuh hingga diam beku.

Aku melihat Wanita Bermahkota rapi, berdiri tegar di antara kerumunan ramai, getaran pita suara lembutmerdu mendesah menembus sekatbumi, tapi bila kaumarah, suaramu bagaikan guntur menggelegar tak henti, membuat telinga ini jadi tuli,

Aku melihat Wanita bermahkota berhias batu giok, yang tercipta dari tulang rusuk bengkok, disematkan sbagai penanda pada lemahdirimu yang elok, membuat hati lelaki menjadi bengkokberkelok, tapi bila kaumarah, tulang rusuk itu tak lagi bengkok, hingga diri ini terlempar membentur dinding-dinding pada kokohtembok.

Aku melihat Wanita bermahkota berdiri setengah dada, jadilah seperti Khadijah yang mulia, Sang Isteri Baginda, kaya raya jiwa dan harta meliputi sepertiga dunia, abdicintanya kepada agama, alhirnya kembali dengan tangan hampa, namun bahagia abadi di Taman Surga, bersanding bersama Sang Baginda, di tepi abadi telaga yang disediakan Sang Maha.

#Gorontalo, 150223

#Mengukir wanita di kamar kos

# Opan Semesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun