"Tidak apa-apa."
"Harga berapa, Pak?"
"Lima ribu," sahut ka One sambil merogoh sakunya.
Dari arah dapur lapak tersebut, muncul seorang perempuan setengah baya. Wajahnya mirip pelayan belia berlesung pipit.
"Pak!"
"Ya, Bunda," Ka One terkejut. Memandang dalam. Ia mengenal perempuan itu. Seorang guru sekolah dasar. Kawan Ka One. Oh, jadi lapak ini miliknya, ya? Lagi-lagi Ka One berbicara kepada dirinya sendiri.
"Bapak tidak pulang kampung?"
"Tidak, saya tinggal di kos" jawab Ka One singkat.
"Ooh!" seloroh perempuan paruh baya tersebut. Sambil tangan kanannya menyeka peluh. Tampak ia baru saja bekerja di dapur.
"Mari, Bun!" Ka One membalikkan tubuh seratus delapan puluh derajat. Melangkah menyusuri malam sepi. Mempercepat langkahnya. Seolah perutnya berkata, cepat kembali ke kos. Aku ingin diisi.
Perjalanan ke kos. Ia menatap bulan. Bulanpun menatapnya dari balik awan. Bentuknya bulat utuh. Cahayanya meredup, tak seperti saat purnama. Â Ka One teringat, malam ini tanggal 12 rajab.