Dunia, mengapa aku menghiba padamu?yang penuh dengan sejuta debu bertebaran di sekeliling dan membalutmu? dengan semua skenario tipudaya kau memperdaya?kita di bumi bersama dan tempat kita berpijak bersama, namun memerankan lakon berbeda.
Duhai dunia, Berapa timbal yang kau berikan, dari segala isi ini, yang bukan milikmu?
Aku tidak menyanjungmu, tidak pula "menghinakanmu", Ku memanjatkan segala sabda bertuah kepada hidup Kuasa, agar kau mendekatiku.
Dunia, Darahku merah, demikian pula dengan hatiku. Darahku memadamkan ambisi untuk merenggutmu dengan segala cara.
Dunia, Aku tidak mengejarmu, karena nafas kita sedetik saja, Aku tidak menyertai kursi bertahta wibawa, karena kita fana.
Dunia, Kau hanya sewaktu di telapak tangan, karena ku menutup engkau di teras hatiku, apalagi menyediakan atap berteduh.
Dunia, Ku tak menghamba,...
Kita,
kau dan aku
Kelak terbujur kaku
Di liang beku
#sisi hidup penuh
#medio090221
Opan Semesta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H