kau disanjungtinggi jauh melambung
meninggalkan pijakan melebihi tinggi gunung
di atas tebaran pilar pilar saung
Hati
betapa pujian menggetarkan ragamu, membungkus belulang kulit yang semakin tipis
getarannya lebar bersimpang menggerut asa sosial
menggurat rasa-rasa bersemayam dangkal
seolah merobohkan perasaan cinta yang tertambat di tepi kanal
Hati
Ingin kau gagah melebihi segala
di atas panggung drama penampilan
mengangkuh diri menindih dirihamba
tumbangkan kawan-kawan dekat terpana terlena, berharap semua memuja
pada besek besek bersua
Hati
kau hanyalah segumpal darah merah yang disematkan berhimpitan
terselip di dalam kemasan tulang dada rapuhÂ
hanyasekilo daging tidak tak seharga emas antan
Bersegeralah kembali, Hai, hati yang bersih. Kepada asal engkau terjadi. bersimpuh diri bersama raga, pada tempat kau hidup bersemayam, kini.
Hati
temuilah isi hati
sedalam isi tak bertepi, pada altar nurani, pada petala berpijak dan dijunjung
Yang menghantarmu pergi
Abadi, abadi
#Gorontalo, 100221
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H