"Kemurahan hati akan didengar oleh orang tuli dan dilihat oleh orang buta."
Pada hari Senin, 30 Januari 2023 teman saya bercerita. Cerita ini tidak bermaksud riya, apalagi memublikasikan kebaikan. Hanya satu niat, sebagai inspirasi bagi pembaca. Semoga. Aamiin.
Andah, adalah seorang guru SD di desa Tangga Bertangga. Selain guru, ia juga bendahara dana BOS di sekolahnya. Hari ini, iamenuju kota Tilamuta. Dengan berkendera motor. Tujuan ke Kantor Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD). Menginput belanja dana BOS di kantor tersebut. Batasnya hari ini, Senin. Perjalanannya terhenti, sebab hujan turun mengguyur bumi.
Pukul 17.45, hujan masih bertugas melaksanakan perintah Tuhan. Tak ada tanda-tanda reda. Mau menembus hujan, akibatnya akan basah. bukan hanya tubuh, tetapi dokumen yang dibawa juga akan lusuh akibat air hujan. Sementara waktu semakin mendesak untuk menyelesaikan pekerjaan. Andah mengebel kawannya, (sebut saja Ka One) menyampaikan keluh kesahnya. Deadline yang ditetapkan tinggal tiga jam, proses pekerjaan membutuhkan waktu satu setengah jam, dan yang akan bekerja masih ratusan orang sementara perangkat komputer/server hanya lima unit.
Ka One menawarkan," Boleh saya menjemput dengan mobil?". "Sebentar, Kak. Kami masih menunggu hujan reda. Ada juga beberapa kawan saya di sini.". "Melihat keadaan sekarang, mungkin hujan masih lama turun. Tidak segera reda. Bagaimana? Saya jemput, ya?" Dengan nada keraguan Andah menjawab, "Nanti saja, Kak. Kami menunggu hujan reda." "OK. Saya harap kamu jangan menghalangi orang lain berbuat kebaikan. He..he.. Saya akan menunggu, apabila kamu membutuhkan bantuan." tutup Ka One.
Sambil rehat mendengarkan petuah agama melalui youtube, Ka One merebahkan tubuhnya pada kursi kerja. Melepas kecapaian. Sempat melupakan kehidupan dan terbuai dengan mimpinya. Ia terbangun dengan suara telepon berdering. "Kak, sampai sekarang hujan belum reda. Jika tidak menyibukkan, tolong Kak menjemput kami." Andah menerangkan tempat di mana mereka berada.Â
Pria berkulit sawomatang itu meluncur di tengah guyuran hujan dengan mobil merahnya. Membantu kawan setianya. Ada kenyamanan di dalam hatinya. Teringat petuah yang ia dengar, Barang siapa memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusannya. Dan petuah itu menjadi bagian dari prinsip hidupnya.
Alhamdulillah, hari ini saya bisa bermanfaat bagi orang lain. Aku tidak tahu, amal kebaikan mana yang Engkau redloi. Aku hanya melaksanakan titah NabiMu, Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Ka One membatin.
#Bumi Gorontalo, 300123
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H