Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Resolusi Guru Tahun 2023

27 Desember 2022   22:03 Diperbarui: 27 Desember 2022   22:05 2502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa tuntutan yang ditetapkan oleh rapat; pernyataan tertulis, yang biasanya berisi tuntutan tentang sesuatu hal. Sebagai seorang pendidik, selayaknya guru menyusun resolusi (baca: tujuan) untuk tahun 2023. Tentu, sebagai individu yang berambisi melakukan perubahan dalam hidupnya, para guru sudah memiliki tujuan pada tahun 2023. Tulisan ini sekadar mengingatkan kita para guru, agar menyusun tujuan terkait dengan tugas sebagai guru. Di samping itu, saya yakin ada resolusi berkaitan dengan peran Anda sebagai makhluk sosial, misalnya ekonomi, membangun rumah, menikah, dan lain-lain.

Penyusunan resolusi tidak sekadar meneruskan tradisi masyarakat Babilonia kuno sekitar 4000 tahun lalu, tetapi lebih dari itu untuk menetapkan tujuan yang hendak dicapai pada tahun 2023. Sebaiknya resolusi ditulis pada diary atau di perangkat manapun yang mudah diakses setiap Anda membutuhkannya.

Berikut, beberapa resolusi yang menjadi referensi guru. Referensi ini sebagai contoh. Anda dapat mengembangkannya sendiri, sebab Anda lebih tahu tentang peran Anda.

1. Keluar dari zona nyaman

Guru merasa nyaman pada zona/keadaan yang sedang dijalani. Bangun pagi, pergi ke sekolah, mengajar, dan kembali ke rumah melanjutkan pekerjaan di rumah. Saya menyarankan, keluarlah dari zona tersebut, dan masuklah pada zona yang lebih menantang. Misalnya, selesai mengajar Anda tidak segera pulang bersama siswa. Tetapi, melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada hari tersebut dan menyiapkan kebutuhan untuk pembelajaran esok. Pikirkan strategi, metode, media pembelajaran, dan goals. Luaskan hati seluas samudra, dan sambut harapan baik pada pembelajaran di hari esok. Anda juga dapat bertarung dengan keadaan yang lebih menantang, hasil kemauan sendiri. Misalnya, berusaha mencari dan menemukan kreativitas dalam mengajar dan menerapkannya di kelas Anda.

2. Menghasilkan inovasi

Lakukanlah inovasi sekecil apapun inovasi tersebut. Inovasi tiada henti. Inovasi pembelajaran yang membuat siswa merasa senang dalam belajar. Saya mengajak Anda melakukan refleksi. Selama tahun 2022, berapa kali Anda menggunakan media pembelajaran? Tentu Anda yang lebih tahu jawabannya. Nah, pada tahun 2023, tingkatkan frekwensi penggunaan media. Banyak media tersedia di sekolah. Bahkan ada yang belum disentuh oleh tangan guru. Masih terbungkus rapi dengan palstiknya. Hehe. Jika tidak terdapat media, Anda bisa membuatnya. Sederhana dan tidak membutuhkan biaya banyak. Contoh inovasi: membuat buku besar (big book) dari bekas kalender, membuat bangun ruang dari bekas kardus makanan ringan, dan sebagainya.

3. Menguasai internet

Kita jangan terbuai dengan keadaan yang melAnda dunia, virus corona. Hal tersebut kita anggap sebagai jembatan untuk melangkah ke jalan penguasaan digital. Internet layaknya sebagai oksigen bagi penduduk Indonesia termasuk guru. Guru adalah peubah peradaban. Dan sekarang kita berada pada revolusi industri 4.0, ditAndai dengan pemanfaatan internet dan interkoneksi mesin. Semua manusia akan terbiasa atau dibiasakan bekerja dengan memanfaatkan internet, termasuk guru. Banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran, seperti: canva, padlet, quisis, dan lain-lain. Anda bisa mempelajarinya melalui internet.

4. Mengajar dengan hati dan sepenuh hati

Saat menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan, "Sambutlah dengan hati dan sepenuh hati, akan terkesan panjang di hati anak didikmu." Ingatlah, wahai Para guru, siswa adalah anak-anak Anda di sekolah. Guru dan murid bagaikan sekeping mata uang yang apabila salah satu unsur tidak ada, yang lainnya tidak bernilai. Ada kebutuhan yang bertalian kuat. Murid membutuhkan guru untuk dididik dan diajar, guru membutuhkan murid untuk mendidik dan mengajar. Anda dipercaya oleh negara, bahkan oleh Tuhan. Maka mengajarlah dengan hati dan seenuh hati. Hadirlah di kelas dengan hati dan sepenuh hati. Tidak sekadar menggugurkan kewajiban, tetapi lebih dari itu menjadikan kegiatan belajar lebih bermakna dan bermanfaat. Dan hal tersebut dapat dilakukan dengan baik apabila Anda menghadirkan hati dalam melaksanakan tugas instruksional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun