Awal dari sgala kehidupan iniÂ
dan tak berakhir dengan kehidupan nanti
hanyalah
Tuhan manusia, Abadi, abadi
Lalu Tuhan menciptakan malaikat, langit, dan manusia bumi
dengan kemampuan sama saat dilahirkan
menangis. Ya, kemampuannya hanya menangis
tidak berbeda, tidak pula istimewa
kesempurnannya sama
labelnya sama
manusia bumi,
Kemudian,
Manusia tumbuh, berkembang, berinteraksi
pada lingkungan berbeda
strata ilmu berbeda
gizi dan makanan berbeda
stimulan berbeda
dan jalan yang dipilih juga berbeda
Putih, hitam, abu-abu, dan entah apalagi
beragam membalut hati
menyilau cahaya ke jalan mereka masing-masing
sehingga manusia yang mulanya sama kini berbeda,
Manusiabumi
ada yang berkursi, namun kursi bukan Tuhan
ada yang ber-roda, namun roda bukan Tuhan
berilmu luas, namun ilmu bukan Tuhan
berpangkat bersusun, namun bukan pula ia Tuhan,
Maka jangan takut kepada Bukan Tuhan
karena yang Bukan Tuhan tiada kekal
jangan merebut kepada Bukan Tuhan
apalagi menahannya dengan cara segala
dan ingatkan mereka para pemilik Bukan Tuhan itu
yang mengelem kursinya, mengencangkan rodanya
dan yang telah hilang rasa
agar tidak lupa kepada Sebenarnya Tuhan,
Manusiabumi yang fana
Cahaya Tuhan tak kan pernah pudar
mengiringi langkahmu yang berjalan di cadas hitam
baginya yang masih terdapat noktah
kebaikan diri.
Manusiabumi yang fana!
Tuhan juga yang Akhir
akhirkekal dari sgala hidup ini
saat semua yang bukan milik kita hancurlebur bersama masa
saat sesal dalam sesal tiada berguna
saat masa menyadarkan
bahwa kita bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.
Kemudian,
kita akan bersama Tuhan
dalam keselamatan bahagia abadiabadi
atau dalam kesengsaraan abadisementara
atas jalan yang kita pilih semasa di dunia,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H