Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Bumi Binasa

2 Juni 2022   19:11 Diperbarui: 2 Juni 2022   19:15 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Awal dari sgala kehidupan ini 

dan tak berakhir dengan kehidupan nanti

hanyalah

Tuhan manusia, Abadi, abadi

Lalu Tuhan menciptakan malaikat, langit, dan manusia bumi

dengan kemampuan sama saat dilahirkan

menangis. Ya, kemampuannya hanya menangis

tidak berbeda, tidak pula istimewa

kesempurnannya sama

labelnya sama

manusia bumi,

Kemudian,

Manusia tumbuh, berkembang, berinteraksi

pada lingkungan berbeda

strata ilmu berbeda

gizi dan makanan berbeda

stimulan berbeda

dan jalan yang dipilih juga berbeda

Putih, hitam, abu-abu, dan entah apalagi

beragam membalut hati

menyilau cahaya ke jalan mereka masing-masing

sehingga manusia yang mulanya sama kini berbeda,

Manusiabumi

ada yang berkursi, namun kursi bukan Tuhan

ada yang ber-roda, namun roda bukan Tuhan

berilmu luas, namun ilmu bukan Tuhan

berpangkat bersusun, namun bukan pula ia Tuhan,

Maka jangan takut kepada Bukan Tuhan

karena yang Bukan Tuhan tiada kekal

jangan merebut kepada Bukan Tuhan

apalagi menahannya dengan cara segala

dan ingatkan mereka para pemilik Bukan Tuhan itu

yang mengelem kursinya, mengencangkan rodanya

dan yang telah hilang rasa

agar tidak lupa kepada Sebenarnya Tuhan,

Manusiabumi yang fana

Cahaya Tuhan tak kan pernah pudar

mengiringi langkahmu yang berjalan di cadas hitam

baginya yang masih terdapat noktah

kebaikan diri.

Manusiabumi yang fana!

Tuhan juga yang Akhir

akhirkekal  dari sgala hidup ini

saat semua yang bukan milik kita hancurlebur bersama masa

saat sesal dalam sesal tiada berguna

saat masa menyadarkan

bahwa kita bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.

Kemudian,

kita akan bersama Tuhan

dalam keselamatan bahagia abadiabadi

atau dalam kesengsaraan abadisementara

atas jalan yang kita pilih semasa di dunia,

# Opan Semesta

# Puisi Opan Semesta

# puisi manusia bumi binasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun