Mohon tunggu...
Sofyan Utiarahman
Sofyan Utiarahman Mohon Tunggu... Guru - Master Trainer MGPBE, Fasilitator, Narasumber Kependidikan, Motivator, Instruktur Nasional, Penulis Pemula

Sofyan Utiarahman. Pecinta aksara. Peselancar Media. Menulis dan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dewi

9 Mei 2022   19:02 Diperbarui: 9 Mei 2022   19:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewi. namanya singkat. Hanya empat huruf. Mudah mengingatnya. Kalau tersenyum pipinya akan membentuk lesung pipit sedalam setengah centimeter. 

Perempuan pencinta literasi, selalu menulis diary, setiap hari. Apa saja ditulisnya, tentang kehidupan yang dialaminya. Ia kini menjadi guru Taman Kanak-Kanak. Tugasnya mulia, menanamkan nilai-nilai baik pada umur yang disebut sebagai golden age atau umur emas.

Kami berteman semasa sekolah SPG (Sekolah Pendidikan Guru). Lulus tahun 1991 di SPG Negeri 2 Limboto. Setelah itu, tidak ada lagi sekolah yang menjadi dambaan para lulusan SMP tersebut. Pemerintah menghapus sekolah keguruan setingkat SMA dan menggantinya dengan kebijakan baru, Diploma 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Semasa kami berteman, saya mengenalnya sebagai perempuan yang rajin menulis. Diary-nya menumpuk. Entah sudah berapa lusin pena yang tintanya dihabiskan untuk menulis kisah hidupnya. kumpulan buku diary-nya hingga kini masih tersimpan rapi. Bahkan sudah ada yang berubah warna. 

Sudah usang, tetapi masih terbaca. Saya menyarankan, semua tulisan tersebut ditayangkan di kompasiana. Manfaatnya banyak. Selain menabung tulisan di blog yang aman, juga berkesempatan memperoleh income.

Hari ini ia menghubungi saya via watssapp. Memberikan tanggapan atas tulisan saya yang ditayangkan di kompasiana, sehari yang lalu. Tulisan saya yang berjudul: Mengapa Guru Enggan Menulis menjadi tantangan baginya. Dibacanya dengan cermat artikel tersebut. Dan,..cuss langsung dipratikkan. Jadilah ia membuat blog dan mulai menulis.

Guru yang juga penyuka tantangan itu, jadi membuat blog di kompasiana dan mulai merangkai aksara menjadi tulisan bermakna. 

Saya membaca tulisannya. Diksinya menarik dan bernada puitis. Mengena dan bermakna bagi insan pecinta aksara. Rimanya juga baik. Kalimatnya tidak panjang namun bermakna padat. Pembaca yang ingin membaca tulisannya, silakan klik.

Semangatnya membara. Bagaikan lidah api yang menjilat udara. Tak surut. Kemauan belajarnyapun tinggi. Bertanya dan terus bertanya. Berkat anugerah kecerdasan yang diberikan Allah kepadanya, cukup dijelaskan sekali, dia sudah paham. Saya tidak perlu mengulang penjelasan. He..he.. 

Hari ini saya mendapat pelajaran bermakna, bahwa menulis adalah upaya untuk mengikat ilmu. Menulis dapat menyambung silaturahmi. Menulis yang bermanfaat, akan berakibat hal yang bermanfaat pula.

Selamat Bu Dewi. Jadilah bagian dari barisan perubahan. Jadilah pejuang literasi yang menjadi model bagi anak didik dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun