Kalimantan Barat, Singkawang. Salah satu hal unik yang ada di Cap Gomeh Singkawang, Kalimantan Barat ialah tradisi pawai tatung. Tak hanya satu atau dua, tiap tahun ada lebih dari 500 sampai dengan ribuan tatung berparade sambil memamerkan kesaktiannya.
Tatung merupakan sosok manusia yang menurut beberapa kepercayaan sedang dirasuki roh dewa. Kata 'tatung' sendiri diberasal dari bahasa Hakka, yang berarti roh dewa, lalu diserap menjadi bahasa masyarakat lokal.
"Tatung memang asalnya dari salah satu kebudayaan Tionghoa, dibawa kesini berbaur dengan budaya lokal. Kalau di Singkawang ada dayak yang jadi tuan rumahnya," ujar Andy Mulyono (39) yang merupakan salah satu tetua masyarakat Tionghoa Singkawang atau biasa dipanggil Suhu Andy Mulyono. kepada Team Eranasional saat berkunjung dalam rangka menyambut  Liputan spesial perayaan Cap Go Meh Singkawang 2020 nanti.
Menurut Pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata RI, Hari Kuntoro, Cap Go Meh Singkawang termasuk dalam Wonderful Of The World. Tatung yang menunjukan kesaktiannya dari tahun ke tahun tak kurang dari 500-1000an orang dan berasal dari kota-kota di Kalimantan Barat.
Suhu Andy, bernama lengkap Andy Mulyono yang juga merupakan pewaris tatung di Singkawang menjelaskan bagaimana prosesi tatung tersebut bisa terjadi. Andy Munlyono bersama beberapa anggota keluarganya yang juga merupakan pewaris tatung bercerita saat dikunjungi Team Eranasional.
Ia menerangkan, prosesi dimulai dengan ritual puasa dari makanan daging alias vegetarian.Puasa daging tersebut dilakukan pada tanggal satu dan 15 setiap bulannya pada penanggalan China. Konon jika seorang yang memiliki potensi tatung tetap makan daging di tanggal tersebut akan celaka saat memeragakan keahlian. Berdarah misalnya.
"Ya, bisa celaka pas keluar (menjadi tatung). Tapi itu  hanya ajaran yang ditekuni saja, percuma juga kalau jiwa dan hati kitanya tidak suci, tidak bersih," ujarnya pada team Eranasional saat wawancara di restauran kampung rawit Singkawang, pada (10/12/2019).
Setelah rutin puasa tersebut, di pagi hari saat Cap Go Meh mereka akan melakukan ibadah khusus di tempatnya masing-masing. Seperti di pekong untuk konghucu dan tempat ibadah dayak untuk suku dayak sendiri.
Dari sana, mereka dibawa menuju panggung kehormatan Cap Go Meh dengan kondisi sudah ditusuk benda tajam. Selama orang tersebut menjadi tatung harus tetap didampingi mediatornya. Fungsinya untuk berkomunikasi dengan roh yang merasukinya.
"Ada atau tidak ada, ikut atau tidak ikut festival, orang yang punya keahlian tatung pasti terisi pada tanggalan Cap Go Meh. Sebagian besar turunan," ujarnya.
Dewa yang ada di dalam tatung bisa keluar masuk kapanpun ia mau saat perayaan tersebut. Biasanya, seorang tatung sudah mengetahui jika dewanya ingin keluar jadi harus turun dari tandu berkursi pedang yang ia duduki.
"Suhu Andy Mulyono menambahkan, Untuk perayaan Cap Go meh tahun 2020, Nenek Iban Group yang dipimpin oleh saya sendiri, CAP GO MEH 2020 jatuh pada hari sabtu, tggl 8 februari 2020, Imlek (15 - 1 - 2571) di kota singkawang kalimantan barat. Nenek iban group sendiri telah mempersiapkan tandu sebanyak 25 tandu dengan 20 tandu parang tajam dan 5 tandu jarum untuk di tampilkan di hari perayaan Cap Go Meh, dan di isi oleh 35 Suhu ( tatung ) , dalam perayaan Cap Go Meh kali ini, kami akan mempersembahkan penampilan terbaik dari tahun lalu, Nenek Iban Group dari tahun ke tahun semakin  bertambah jumlah dan solid disetiap anggotanya. 'Pungkasnya."
Proses tahapan tersebut terus berulang dari tahun ke tahun dan generasi ke generasi. Tatung memang merupakan kebudayaan Tionghoa, tetapi kini sudah menjadi kearifan lokal beberapa etnis masyarakat di Singkawang dan beberapa kota lainnya. Tak lupa, tatung juga jadi aset kekayaan budaya Indonesia.
(Sofyan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H