BERSANDING BELAJAR DENGAN GEN Z & ALPHA DI ERA DIGITAL
(Catatan dari Pengabdian Masyarakat Prodi MTP UNJA)
Dr. Sofyan
Dosen Program Magister Teknologi Pendidikan UNJA
"Siapa yang menguasai teknologi & informasi, Dialah sesungguhnya yang akan menguasai dunia."
Tren dan isue di atas setidaknya muncul saat kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Program Studi Magister Teknologi Pendidikan (Prodi MTP) Universitas Jambi di SMP Nasional Sariputra, Kota Jambi yang dilakukan pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Kegiatan pengabdian ini mengambil tema, "Mentoring Pengembangan Konten Pembelajaran Berbasis Video Mewujudkan Merdeka Belajar di Era Digital dengan Model IMSAK."
Ada beberapa alasan mengapa pengabdian kepada masyarakat dilakukan di sebuah SMP Nasional Sariputra sebagai sebuah sekolah swasta. Pertama, SMP Nasional Sariputra merupakan sekolah yang lokasinya tidak jauh dari kampus di mana Prodi Magister TP UNJA berada. Setidaknya ada kewajiban bagi Prodi MTP untuk melakukan kegitan berbagi dan mengabdi di lingkungan terdekat dari kampus. Kedua, SMP Nasional Sariputra merupakan sekolah yang sedang dalam proses berkembang untuk meningkatkan kualitas SDM Tendiknya menuju pembelajaran berkualitas. Ketiga, SMP Nasional Sariputra merupakan salah satu sekolah yang memulai mengimplementasikan Kurikulum Merdeka yang tentu saja membutuhkan mentoring dan pendampingan dari berbagai ekosistem pendidikan, termasuk dari Prodi MTP UNJA.
Lalu, mengapa tema yang diangkat pengembangan konten pembelajaran berbasis video? Dari riset yang dilakukan para pakar, setidaknya ada 5 alasan mendasar mengapa tema pengembangan konten pembelajaran berbasis video penting dilakukan bagi Generasi Z, yaitu: 1) 70% anak-anak Gnerasi Z setuju, bahwa teknologi dapat membantu mereka dalam belajar, 2) 90% dari mereka mengakses pembelajaran berbasis online setiap harinya, 3) mereka membutuhkan pesan yang sederhana dan cepat hanya sekitar 8 detik saja, 4) 2-4 jam setiap hari mereka mengonsumsi atau menonton konten video, dan 5) Lebih dari 10 jam mereka menggunakan waktu untuk belajar setiap hari.
Di samping empat alasan di atas, paradigma pembelajaran Abad 21 yang merupakan era di mana Generasi Z dan generasi Alpha sebagai penduduk asli (nativ digital) setidaknya menghendaki 4 karakteristik. Keempat karakteritik tersebut, bahwa pembelajaran yang diselenggarakan guru dan peserta didiknya harus menciptakan: aktivitas berpikir kritis (criticak thinking), kreativitas (creativity), komunikatif (communication), dan kolaboratif (collaboration).
Alasan-alasan di atas penting mendapat perhatian bagi praktisi pendidikan dan pembelajaran, baik dosen maupun guru. Undang-Undang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 yang di dalamnya mengatur tentang jam mengajar tatap muka bagi guru setiap minggunya serta aktivitas penilaian autentik (penilaian komprehensif: kognitif, psikomotor, dan apektif) mengharuskan guru menyikapi strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu strategi tersebut adalah dengan memandang penting perubahan yang terjadi saat ini. Di era digital saat ini setidaknya ada tren positif yang harus dimanfaatkan dan dapat dibawa ke dalam ruang kelas sebagai bentuk kreativitas dan inovasi. Tren perubahan tersebut, di antaranya: perkembangan teknologi yang pesat termasuk teknologi pembelajaran, media baru bermunculan, konten kreator menjamur, banjirnya informasi dan konten (walaupun patut disayangkan banyaknya konten yang cenderung negatif), dan kondisi pembelajaran darurat di masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembelajaran dari rumah.
Prodi MTP Universitas Jambi sebagai institusi yang memiliki misi memfasilitasi orang untuk belajar dan mengaktualisasikan diri memandang penting dan mendesak untuk melakukan kegiatan mentoring dan advokasi bagi para guru dalam mengembangkan media dan sumber belajar. Relevansi kegiatan pengabdian ini setidaknya tercermin dari adanya mata kuliah-mata kuliah yang orientasinya facilitating learning, seperti Mata Kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar.