integrasi adalah pendekatan yang menggabungkan berbagai ilmu, konsep dan metode untuk memahami dan menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Paradigma integrasi antara ilmu sosial dan meteorologi menjadi semakin relevan dalam konteks penanggulangan perubahan iklim dan bencana alam yang sering terjadi saat ini. Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari cuaca dan iklim, tidak hanya berpusat pada pemahaman aspek ilmiah dan teknis, tetapi juga perlu mempertimbangkan aspek sosial yang mempengaruhi bagaimana masyarakat menanggapi perubahan cuaca atau bencana alam.
ParadigmaPendekatan Bayani
Sebagai umat muslim diajarkan untuk mengikuti prinsip tabayyun dengan merujuk pada Al-Qur'an dan Hadis untuk memastikan kebenaran informasi. Dalam QS. Al-Furqan ayat 48. Allah Berfirman :
"Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai berita gembira sebelum datangnya rahmat-Nya, dan Kami turunkan dari langit air yang benar-benar bersih."
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan bahwa tidak ada yang dapat menandingi ciptaan-Nya. Ayat ini menunjukkan kebesaran Allah dan pentingnya merenungkan tanda-tanda-Nya agar manusia dapat menyadari kekuasaan dan keesaan-Nya.
Tafsir Klasik pada seperti yang dijelaskan oleh Tafsir Al-Baidawi (w. 685 H) yaitu ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan Allah yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira."Angin" di sini merujuk pada angin yang membawa awan hujan yang akan memberikan kehidupan dan menekankan pentingnya memahami tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan untuk Tafsir Modern pada Tafsir Al-Manar oleh Rashid Rida (w. 1935 M) menjelaskan ayat ini dalam konteks kekuasaan Allah dan pentingnya bersyukur.
Pendekatan Burhani
Paradigma integrasi dalam ilmu sosial dalam bidang meteorologi dapat terlihat dari bagaimana ilmu meteorologi dan ilmu sosial saling berinteraksi untuk mengatasi permasalahan muncul dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah contoh penerapannya:
1. Edukasi kepada Masyarakat
Dalam menghadapi cuaca ekstrem, kolaborasi antara ilmuwan meteorologi dan ahli komunikasi sosial sangat penting. Ahli meteorologi memberikan prediksi cuaca, sementara ahli komunikasi menyusun pesan yang mudah dipahami untuk disebarkan. Hal ini membantu masyarakat lebih siap dan tanggap terhadap bencana alam.
2. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Kehidupan Sosial
Perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dapat memengaruhi pola hidup. Meteorologi menyediakan data perubahan iklim, sementara ilmu sosial menganalisis dampaknya terhadap kehidupan sosial. Pendekatan integratif ini mendukung keputusan yang lebih baik dalam mitigasi dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim.
Dalam menerapkan konsep Burhani dalam konteks pengalaman pribadi, suatu ketika saya telah merencanakan sebuah liburan yang sudah lama saya tunggu-tunggu. Sebelum keberangkatan, saya memastikan untuk memeriksa ramalan cuaca melalui internet guna mengetahui kondisi cuaca pada hari yang saya pilih. Berdasarkan informasi yang saya dapat, hari keberangkatan saya diprediksi akan cerah dan hangat, sehingga saya merasa yakin perjalanan liburan saya akan berjalan lancar. Namun, saat hari yang ditunggu akhirnya tiba, cuaca justru menunjukkan kenyataan yang berbeda. Langit mendung dan hujan deras mulai turun, membuat rencana liburan saya menjadi terganggu dan saya harus mencari cara untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang tidak terduga tersebut.
Pendekatan Irfani
Dalam pendekatan Irfani, kita dapat mengambil beberapa nilai yang relevan dengan Surat Al-Furqan ayat 48 adalah
1. Keterbatasan Manusia, manusia dapat merencanakan dengan baik, tetapi hanya Allah yang memiliki kendali atas cuaca dan alam. Hal ini mengajarkan kita untuk bersikap tawakal dan rendah hati dalam menghadapi kenyataan.
2. Pentingnya Iman dan Kepercayaan,meskipun rencana kita terganggu, kita harus yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Ini mengajak kita untuk tetap tenang dan mencari kebaikan dalam setiap situasi.
3. Merenungkan Tanda-tanda Kekuasaan Allah, perubahan cuaca dapat dilihat sebagai salah satu tanda kekuasaan Allah. Kita diperintahkan untuk merenungkan dan menghargai ciptaan-Nya.
Pendekatan paradigma integrasi ini membutuhkan kerjasama antara ilmuwan, pemerintah dan masyarakat sipil. Dalam perspektif agama, kita diajarkan untuk mengakui kekuasaan Allah atas alam, bersikap tawakal dan rendah hati, serta merenungkan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan strategi adaptasi dan mitigasi yang efektif serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H