Mohon tunggu...
Sofiatun Wakhidah
Sofiatun Wakhidah Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNISNU' 17

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belajar Dewasa dengan Menjadi Tulang Punggung Keluarga

22 Februari 2021   03:00 Diperbarui: 22 Februari 2021   03:02 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Memiliki keluarga yang sempurna dengan anggota yang lengkap merupakan impian sederhana setiap orang. Dalam sebuah keluarga terdapat ayah dan ibu yang dengan senantiasa memberikan kasih sayang kepada anaknya. Tidak jarang banyak orang memprioritaskan kebahagiaan keluarga diatas segalanya. Namun tidak semua anak beruntung di dunia ini dengan memiliki keluarga yang lengkap dan penuh keharmonisan. Ada banyak anak hebat yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga sejak dini dikarenakan berbagai faktor yang melatarbelakanginya. Penyebab anak yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga salah satunya yaitu berpulangnya ayah tercinta ke hadapan sang pencipta. Dengan hilangnya sosok pencari nafkah maka peran tersebut harus digantikan untuk melanjutkan kehidupan dari sektor finansial. Dalam sebuah keluarga biasanya ibu yang menggantikan posisi tersebut tetapi tidak jarang anak pertama lah yang akan membantu ibu untuk menopang sektor perekonomian secara bersama-sama dengan ibu. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membuat bahan renungan dan pembelajaran untuk pembaca agar lebih menghargai apa yang dimiliki dan senantiasa bersyukur kepada sang pencipta.

Mengutamakan Kebahagiaan Keluarga.

Anak pertama merupakan anak yang menjadi harapan orangtua sehingga tidak jarang anak pertama memiliki beban yang sangat berat. Jika anak pertama memiliki Support System yang baik maka jalan yang dilalui dalam menggapai cita-cita lebih mudah. Namun jika anak pertama menjadi tulang punggung keluarga tidak jarang banyak mimpi yang harus dikubur dalam dan melanjutkan untuk mewujudkan mimpi keluarga. Dengan menjadi tulang punggung keluarga, anak akan terbiasa mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadinya. Baginya semakin dewasa umurnya kebahagiaan keluarga adalah hal yang sangat berharga dibandingkan kebahagiaan dirinya. Dengan mengutamakan kebahagiaan keluarga merupakan salah satu cara baktinya untuk ayah yang telah tiada.

Mengatur Keuangan dengan Lebih Bijak

Statusnya yang menjadi tulang punggung keluarga membuat anak pertama lebih bijak dalam mengelola keungan yang dimilikinya. Hal yang melatarbelakanginya adalah dia sudah bisa merasakan susahnya untuk mencari nafkah dari sebuah pekerjaan. Ibaratnya setiap uang yang dihasilkan mencerminkan kerja keras yang dikeluarkan. Berbeda halnya dengan meminta dengan mudah kepada orangtua. Baginya uang yang dihasilkan harus diatur sedemikian rupa agar dapat mencover kebutuhan bersama. Semoga anak pertama yang menjadi tulang punggung keluarga dimudahkan dalam hal finansial agar dapat mencukupi kebutuhan. Tetap semangat yaa.. setiap langkahmu bernilai ibadah. Insyaallah semuanya berkah.

Memiliki Sikap Mandiri dan Pekerja Keras

Dirasakan atau tidak menjadi anak yang menjadi tulang punggung keluarga akan terbiasa untuk melakukan hal apapun sendiri dan tidak mengharapkan bantuan orang lain. Jika masih bisa dilakukan sendiri kenapa harus menunggu bantuan orang lain? . pola pikir seperti inilah yang dipegang teguh oleh anak hebat ini. Selain mandiri anak pertama ini juga pekerja keras lohh.. lah kenapa engga? Biasanya juga banyak dari mereka yang harus bekerja demi memenuhi kewajiban membahagiakan keluarganya. Saking pekerja kerasnya biasanya sampai lupa dengan kesehatan diri. Nah kalo ini jangan ditiru yaa,,, karena kesehatan adalah aset mahal yang harus dijaga guys.

            Sebenarnya masih banyak sikap yang bisa diteladani dari sosok pencari nafkah pengganti ayah guys. Tapi apapun keadaan kita alangkah baiknya selalu bersyukur dan mengutamakan kebahagiaan orangtua yaa karena mereka adalah sosok yang menyayangi kalian dengan tulus sampai hari ini tanpa meminta balasan. Jaman sekarang mana ada sih yang bisa nandingin kasih sayang orangtua?

Jangan lupa untuk yang membaca bisa ikut berpartisipasi kira-kira sikap apalagi yang harus diteladani dari anak pertama yang menjadi tulang punggung keluarga yaaa... terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun