Odha (orang dengan HIV-AIDS) juga sebagai seorang manusia, yang selain membutuhkan pemenuhan kebutuhan fisik juga  memiliki hati dan perasaan, membutuhkan rasa kasih dan perhatian. Di masyarakat sampai saat ini odha masih dianggap aib dan sampah, dikucilkan karena dianggap sebagai pembawa penyakit yang menjijikan.Â
Seorang odha terkadang ada yang mendapatkan perhatian dari keluarganya tapi tidak jarang juga odha yang di buang keluarganya oleh sebab itu seorang odha membutuhkan seseorang yang bisa diajak sharing apa yang sedang dirasakannya.Â
Dalam pelayanan pada klien HIV-AIDS ada petugas yang disebut sebagai konselor yang bisa membantu seorang odha dalam menyelesaikan masalahnya, dimana seorang konselor yang baik akan memberikan konseling tentang apa yang di butuhkan oleh kliennya, baik keluhan secara fisik maupun secara psikologis, dimulai dari awal seorang odha memeriksakan diri untuk tes HIV sampai dengan kapanpun odha tersebut membutuhkan konseling sebelum dia meninggal.Â
Dalam konseling biasanya seorang konselor akan memberikan edukasi mengenai dasar pengetahuan tentang HIV-AIDS, cara penularan, dan perubahan perilaku, sampai dengan keteraturan minum obat ARV, jika seorang klien membutuhkan konseling untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan status HIV nya seperti membuka status kepada pasangan atau orang tua atau perasaan dikucilkan di masyarakan  maka sebagai seorang konselor yang baik harus mampu memberikan solusi dan jika belum di temukan solusi yang terbaik maka akan diberikan suport untuk tetap tegar menerima kondisi yang sedang di alami, sehingga odha tetap bisa menjalani hidup dengan baik dan minimal bisa bermanfaat untuk dirinya sendiri meski belum bisa bermanfaat untuk orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H