Seorang youtuber Indonesia, masih muda, subscriber-nya 11 juta lebih, membagikan kardus bekas mie instan berisi beras kepada orang-orang tidak mampu yang ditemuinya di jalan: pedagang kaki lima, pemungut barang bekas, petugas kebersihan. Setelah dibuka, ternyata kardus itu tidak hanya berisi beras saja, ada banyak uang 100 ribuan. Joss! Â
Juga, seorang crazy rich yang tinggal di Surabaya. Beliau membagikan berkardus-kardus mie instan. Dibagikannya kardus-kardus itu kepada orang kurang mampu yang ditemuinya di jalan. Setelah kardus dibuka oleh para penerima, terkejutlah mereka. Karena didalam kardus berisi tumpukan mie itu, diselipin uang yang jumlahnya jutaan rupiah. Mantaap!
Saat melihat para penerima bantuan itu bersimpuh bahagia, saya juga ikut merasa bahagia. Bisa dibaca, beban hidup yang bergelayut di pundak mereka, seakan hilang seketika. Meski untuk sementara.
Itulah contoh nyata tentang connecting happiness. Bahwa aksi sedekah itu mampu menghubungkan kebahagiaan dari banyak pihak; pihak pemberi sedekah bahagia. Si penerima merasa bahagia. Kita yang jadi penontonnya juga ikut merasa bahagia. Semuanya merasa bahagia. Kebahagiaan yang terhubung satu sama lain.
Pamer Atau Tidak?
Ketika melihat tontonan bertema sedekah seperti itu, saya tidak membiarkan ada space di otak yang berisi pertanyaan-pertanyaan seperti: 'Ikhlas ga itu? Jangan-jangan pamer?'
Kenapa?
1. Perkara ikhlas atau tidak, itu urusannya dengan Tuhan. Tidak ada manusia yang bisa menilai hati seseorang.
Bahwa orang yang bersedekah dan kemudian mengumumkannya ke seluruh penjuru negeri tidak secara otomatis bisa divonis tidak ikhlas.
Yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi juga tidak pasti ikhlas dalam melakukannya.
Karena kita memang tidak bisa mengukur dalam dan luasnya hati manusia.