Mohon tunggu...
Sofi Mahfudz
Sofi Mahfudz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatir

Suka Bisnis dan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Semangat Waisak dan Ramadhan: Saat Rasa Optimis Berpadu, Corona Bisa Berlalu

7 Mei 2020   21:53 Diperbarui: 7 Mei 2020   22:05 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk upacara ritual Trisuci Waisak-nya, tetap dilakukan di masing-masing vihara. Tapi umat Budha tidak perlu hadir. Karena mereka cukup mengikuti upacaranya secara online dari kediaman masing-masing.

Hal ini merupakan bagian dari kepatuhan mengikuti arahan Sangha Theravada Indonesia. Bahwa untuk peringatan hari Waisak ini, perlu meniadakan perayaan yang bersifat menghimpun massa.

Di Yogyakarta perayaan Hari Waisak juga ditiadakan. Biasanya di kota budaya ini tempat dimana perayaan Hari Waisak dipusatkan. Tepatnya di Candi Borobudur.

Meski merayakan hari Waisak dengan cara tidak biasa karena pandemi, tapi hal ini tidak mengurangi semangat dan kekhusukan dalam perayaan ini.

Toh, Umat Budha menyadari betul, bahwa ditiadakannya perayaan secara besar-besaran adalah bagian dari sikap taat kepada pemerintah untuk social distancing. Untuk kepentingan yang lebih luas. Demi segera keluarnya bangsa ini dari teror Covid-19.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam perayaan hari Waisak ada bakti sosialnya. Untuk tahun ini, bakti sosialnya bertema gerakan melawan corona yang dirupakan dalam bentuk peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk melawan virus covid-19, seperti face shield, APD (Alat Pelindung Diri), Hand Sanitizer dan sejenisnya yang semua itu serahkan ke berbagai RS.

Waisak dan Optimisme

Pesan yang disampaikan oleh pemuka agama Budha dalam perayaan Waisak kali ini adalah bahwa sikap optimis harus terus dipupuk. Optimis bahwa badai Corona pasti akan berlalu.

Dengan mengkampanyekan sikap optimis, umat Budha akan tetap merasa bahagia. Karena dengan bersikap optimis sendiri, hormon kortisol yang menentukan tingkat stres akan berkurang. Digantikan oleh meningkatnya serotonin yang bisa membuat mood menjadi lebih baik.

Seperti kata Sang Budha Siddarta Gautama:

"Kebahagiaan itu tidak tergantung pada kejadian, namun tergantung pada pikiran Anda"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun