Kostum istri Bimo seperti Ibu Rumah Tangga Ibukota kebanyakan; pakai kaos dan celana 7/8. Tidak berjilbab. Karena memang sedang di dalam rumah.
Istri Bimo tidak ditampilkan tiba-tiba berbusana islami 'hanya' karena bernuansa Ramadhan.
Imho,tampilan yang masuk dalam kriteria 'tiba-tiba berubah'Â adalah; saat di dalam rumah pakai kerudung. Tapi rambutnya kelihatan. Jadinya kerudung hanya sebagai aksesoris saja. Nanggung gitu kesannya. Tampilan yang sering saya jumpai di banyak iklan Ramadhan.
Jika sosok wanita ingin ditampilkan sehari-harinya berbusana islami, mending sekalian dicitrakan pakai gamis berhijab. Sehingga kesan alami itu begitu terasa.
Terihat remeh, ya. Tapi menurut saya ini berpengaruh ke jalan cerita yang terlihat apa adanya atau yang diada-adakan.
Di iklan Pertamina versi 'Jika Ini Ramadhan Terakhirku', sang sutradara  tidak menampilkan sosok istri Bimo dengan tampilan yang dibuat-buat. Natural sekali tampilannya.
 2.  Cerita di iklan ini sangat Mengena.
Apa yang terjadi pada Bimo, dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita bisa mengatakan: Bimo adalah kita.
Meski dipublikasikan sejak 7 tahun yang lalu, tapi sampai hari ini  pesan dari iklan ini masih sangat relevan. Karena mengangkat tema yang semua orang mengalaminya, yakni lalai dengan waktu.
Kita sering tanpa sadar larut dalam sibuknya pekerjaan yang tiada henti. Sampai lupa dan melupakan hal-hal yang sangat penting. Misalnya melupakan pentingnya berkabar kepada orang tua. Melupakan betapa pentingnya sebuah apresiasi atas upaya anak meraih prestasi.Â
Juga melupakan fakta bahwa Ramadhan datangnya setahun hanya sekali. Dan seringnya kita lalai. Membuatnya berlalu begitu saja tanpa menciptakan kesan yang berarti.