Abu Nawas dan Bajunya
Suatu ketika, Abu Nawas diundang oleh seorang pembesar untuk acara jamuan makan istimewa. Namanya acara pembesar, tentu kebanyakan yang hadir adalah golongan atas, horang-horang kayah. Mereka antusias menyambut undangan ini dengan mempersiapkan penampilan terbaiknya. Baju-baju bagus berseliweran dimana-mana.
Diantara tamu yang hadir, ada satu sosok yang penampilannya berbeda. Ganjil, karena tidak sama dengan teman-teman lainnya. Orang itu adalah Abu Nawas.
Di pertemuan itu, Abu Nawas tidak memakai pakaian terbaiknya. Yang dia kenakan hanya baju kusam yang sudah tidak bisa disebut baju bagus. Dia juga hanya memakai sandal yang biasa-biasa saja. Langit dan bumi, itulah penggambaran antara penampilan Abu Nawas dibanding undangan lainnya.
Dengan penampilan seperti itu, diantara yang hadir tidak ada yang menyambutnya dengan suka cita. Sekedar say hello juga tidak. Justru yang nampak adalah ekspresi meremehkan dan menghina. Â Kondisi itu bagi Abu Nawas sangat cocok dengan lagunya Cita Citata: "Sakitnya tuh disini...".
Karena atensi yang dia dapatkan begitu menyakitkan, akhirnya Abu Nawas pulang. Dia ganti pakaiannya dengan pakaian terbaik. Kemudian dia kembali ke pertemuan itu.
Ajaib! Dengan penampilan barunya, hadirin yang tadinya mengacuhkan mendadak berubah sikap. Ramah, komunikatif, hangat dan sebagainya.
Sampai akhirnya acara makan-makan dimulai. Jika yang lain berlomba-lomba menikmati hidangan istimewa yang tersedia, Abu Nawas malah bertingkah tidak biasa. Dia tidak makan dan minum hidangan yang ada. Yang dia lakukan adalah memasukkan makanan dan minuman secara bergantian ke saku bajunya. Otomatis, baju Abu Nawas menjadi kotor karenanya.
Tuan rumah pun heran dan penasaran. Dia bertanya ke Abu Nawas:
"Aneh. Mengapa Tuan melakukan tindakan ini?"
Apa jawab Abu Nawas?
"Tidak ada yang aneh dengan tindakan saya. Bukankah Tuan mengundang baju saya yang baik ini untuk menikmati hidangan yang Tuan berikan? Ketika saya kesini memakai pakaian biasa, agak jelek, Anda mengacuhkan. Ketika saya memakai busana terbaik saya, Anda mengelu-elukan. Makanya, benar kan kalau baju-baju ini yang Anda undang? Bukan saya yang apa adanya?
Tuan rumah dan hadirin dibuatnya terdiam.
***
Ajining Rogo Soko Busono
Abu Nawas adalah tokoh sentral dalam serial kisah 1001 Malam. Ada banyak nilai yang bisa dipetik dari cerita ini. Terserah Anda mau melihatnya dari sisi mana. Bebas untuk berpendapat.
Salah satu pesan moral dari cerita ini yang ingin saya angkat adalah berlakunya petuah: Ajining Rogo Soko Busono. Ini adalah hukum tak tertulis yang dikenal oleh masyarakat Jawa. Anda akan dinilai dari apa yang Anda kenakan, begitu maksudnya.
Petuah ini mengajarkan kepada kita untuk berusaha memperhatikan penampilan yang pantas. Kriteria penampilan yang pantas bukan melulu tentang baju bagus, tapi pantas secara umum. Biarlah sederhana asalkan pantas. Ciri-cirinya: baju bersih, disetrika, dan wangi.
Kalau kita berpakaian dengan pantas, orang-orang disekeliling kita pun akan nyaman. Mereka akan mendekat. Sebaliknya, jika kita cuek dengan penampilan, baju yang dipakai kotor, kusut atau menguarkan bau yang semut pun enggan untuk menghirupnya, tentu orang-orang disekeliling kita akan cenderung mengindar. Karena tidak nyaman itu tadi. Padahal, membuat orang lain merasa nyaman dengan diri kita termasuk bagian dari ibadah, kan?
Selain faktor memberikan kenyamanan, penampilan yang pantas juga bisa menjadi mood booster yang akhirnya memicu meningkatkan rasa percaya diri.
Dibayangkan saja, seandainya kita sedang hang out dengan teman-teman atau sedang dalam area yang banyak orangnya, lantas kita sadari kalau baju kita mengeluarkan bau apek, padahal sudah dicuci, tapi baunya ga enak untuk dinikmati. Kira-kira apa reaksi spontan kita? Menghindar! Itu yang lumrah. Perlahan tapi pasti, kita akan menarik diri. Menjaga jarak agar orang lain tidak menangkap bau kurang sedap dari tubuh kita. Â Kita yang dikenal sebagai pribadi yang pemberani dengan kadar percaya diri yang tinggi bisa tiba-tiba menjadi minder gara-gara bau tidak sedap itu.
Rasa minder karena bau tidak sedap dari pakaian yang dikenakan bisa dimiliki oleh siapa saja. Rata-rata umumnya orang begitu. Berbagai cara dilakukan agar keberadaan kita bisa mengirimkan bau sedap ke tetangga. Makanya berbagai aneka parfum termasuk dalam kategori most sellable product.
Flashback
Karena alasan percaya diri itulah, beberapa tahun lalu saya pernah memakai parfum KW. Disebut parfum KW karena antara isi dan wadahnya tidak sebangsa dan setanah air. Hasil pencampuran. Botolnya adalah botol parfum asli salah satu merk, isinya adalah refill Kispray sachet yang 1000-an itu.
Botol di atas hanya ilustrasi. Botol asli parfum KW sudah hilang entah kemana. Tapi kira-kira bentuknya mirip itu dengan kisaran isi 70 ml. Ukuran botol yang memudahkannya untuk dibawa kemana-mana.
Aneh ya? Bisa jadi. Tapi rekayasa produk ini cukup membantu sekali. Disaat muncul tuntutan untuk tampil pantas dengan tidak menimbulkan bau badan yang menyengat, sedangkan parfum habis, maka jadilah parfum KW ini.
Cara memakainya tidak langsung menyentuh kulit seperti halnya ketika memakai roll on, tapi cukup disemprotkan di bagian baju yang paling dekat dengan tempat munculnya keringat, ketiak namanya.
Ini yang namanya murah meriah. Kalau kebetulan Anda sedang dihadapkan pada kondisi tidak punya uang untuk membeli parfum meski yang murah, cara ini bisa dipraktekkan. Cukup 1000 rupiah sudah dapat satu sachet Kispray 8 ml yang bisa dikonversikan menjadi 1 botol :)
Praktek ini menjadi contoh penerapan dari ajaran don't jugde a book by its cover. Jangan menilai sesuatu dari bungkusnya saja.
Maka jangan kagum dulu jika ada orang yang hobinya pamer parfum mahal, misalnya Bvlgari Aqva. Jangan-jangan meski botolnya Bvlgari, tapi isinya Kispray, hihihi. Toh, tidak semua orang mengenali dan hapal aroma parfum Bvlgari Aqva itu seperti apa, kan? :)
Ajining Busono Soko Kispray
Selain pengalaman diatas, Kispray juga saya gunakan untuk menyetrika seperti yang dilakukan jutaan wanita Indonesia lainnya. Aromanya yang lembut nan segar memang menggoda. Jika pakaian aromanya sudah wangi, sudah licin, tentu nilainya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pakaian yang tidak diberi pewangi dan masih kusut. Dan Kispray bisa menjadi penyebab naiknya nilai busana itu. Ini yang dimaksud dengan Ajining Busono Soko Kispray :)
Tapi mengapa Kispray yang saya pilih, sedangkan diluar sana banyak sekali pilihan produk Ironing Aid dengan aneka merk? Setidaknya ada 4 alasan yang bisa saya kemukakan:
1. Karena Kispray memiliki brand yang kuat.
Brand exist in the mind of consumers, kata Keller (Strategic Brand Management, 2004). Kuatnya pembentukan brand yang dilakukan manajemen Enesis Group sebagai produsen Kispray melalui serangkaian promosinya membuat nama Kispray bercokol di bawah alam sadar jutaan penduduk Indonesia, termasuk saya. Disadari atau tidak. Bercokolnya informasi ini yang kemudian mendorong tindakan membeli produk itu.
Kuatnya brand Kispray bukan sekedar bualan. Bertahun-tahun produk ini meraih Top Brand Award. Sejak tahun 2008 hingga tahun 2013, Kispray meraih penghargaan itu tanpa jeda. Apa lagi kata yang pantas untuk menggambarkan kekaguman atas pencapaian ini selain 'Luar Biasa'?
2. Karena dengan Kispray, misi 'sekali mendayung 3 pulau terlampui' bisa terwujud.
Siapa yang punya hobi membuat pekerjaannya menjadi ribet dan bertambah lama? Ga ada. Yang diingini banyak orang termasuk saya, sekali mengerjakan, banyak tujuan yang bisa langsung tercapai.
Begitu pula dengan menyetrika. Sekali setrika, banyak manfaat yang didapatkan. Baju jadi licin, lembut dan juga wangi. Ketiga tujuan ini yang kemudian popular dengan sebutan 3 in 1. Dan Kispray adalah produk yang bisa memenuhi keinginan itu. Dengan memakai Kispray, waktu dan tenaga seakan terlipat. Lebih ringkas dan cepat dengan tidak mengurangi manfaat.
3. Karena Kispray senjata Ampuh Melawan Bau Tidak Sedap
Pernah mengalami baju yang sudah dicuci dengan deterjen hasilnya tidak bertambah wangi tapi justru berbau apek? Saya sering mengalami. Ada banyak hal yang menyebabkan munculnya bau apek ini. Bisa karena proses merendamnya yang lama, proses pengeringan yang tidak sempurna seperti pada musim hujan ini dan aneka penyebab lainnya.
Nah, keberadaan Kispray bisa mengatasi masalah itu. Cukup disemprotkan ke beberapa bagian, sret..sret..sret..seketika bau tak sedap menghilang seketika.
Kok bisa Kispray melakukan ini?
Penyebab Kispray bisa melakukan ini karena Kispray sendiri mengandung zat anti kuman yang disebut sebagaialkyl dimethyl benzyl ammonium chloride. Panjang banget namanya, ya. Serasa balik lagi ke SMA ketika membaca nama zat aktif ini :) Zat inilah yang berfungsi mengusir bau tidak sedap pada baju kita.
4. Karena alasan Ekonomis.
Tidak selamanya saya membeli Kispray kemasan botol ukuran 318 ml. Selain faktor sayang jika terus menerus menumpuk botol kosong, juga karena adanya pilihan yang lebih bersahabat, yakni kemasan refill yang murah meriah. Uang hemat, sampah botol pun tidak bertambah banyak.
Keberadaan Kispraydengan berbagai kemudahan dan manfaat yang ditawarkan membuat aktifitas setrika menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Berbicara tentang kegiatan menyetrika, sekedar intermezzo, diketahui bahwa aktifitas ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Konon, pada tahun 400 SM, Bangsa Yunani sudah melakukan kegiatan melicinkan pakaian ini. Â Cuma alat yang digunakan jauh berbeda dengan setrika kita saat ini.
Kata setrika sendiri asalnya dari bahasa Belanda yakni strijkijzer. Kata ini memiliki arti menghilangkan kerutan yang ada pada pakaian dengan memakai alat yang dipanaskan.
Sebelum dibuatnya setrika listrik pertama kali oleh Henry W. Seely pada tahun 1882, orang-orang menyetrika bajunya memakai setrika arang. Caranya bara api dimasukkan ke kotak logam bergagang yang memiliki permukaan licin. Panas yang dihantarkan melalui tekanan kotak logam ini yang membuat baju menjadi tidak kusut lagi.
Meski setrika listrik sudah hadir, tidak otomatis setrika arang musnah. Pada era tahun 1990-an, banyak masyarakat Indonesia yang masih memakai setrika arang. Setrika ini sering disebut setrika Ayam Jago karena ada patung jago di atas pengaitnya. Saya termasuk orang yang ngonangi (menyaksikan) digunakannya seterika ini.
Seperti ini bentuknya:
Foto dari sini
Sebelum munculnya Ironing Aid sepertiKispray, orang-orang harus memakai wewangian yang diambil dari tanaman dengan teknik destilasi. Salah satu tanaman yang populer sebagai pewangi pakaian adalah akar wangi. Tentu untuk mendapatkan baju yang licin dan harum perlu perjuangan ekstra pada saat itu.
Bisa dibandingkan, orang sekarang lebih mudah menyetrika dengan hasil yang lebih baik (lembut, wangi, licin) karena tersedianya produk yang mendukung seperti Kispray ini. Tidak perlu repot lagi.
Cukup dengan 1 sachet Kispray, setumpuk baju sudah bisa tercium wanginya, terasa kelembutannya dan licin jika disentuh. Berbagai manfaat yang ada pada Kisprayadalah contoh sebuah anugerah. Maka, nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
***
Mungkin setelah membaca ulasan ini, Anda semakin penasaran dengan produk Kispray. Untuk informasi lebih lengkap, Saya persilahkan Anda mengunjungi link berikut ini. :)
- Facebook (http://www.facebook.com/KisprayID)
- Twitter (http://www.twitter.com/Kispray_ID)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H