Flashback
Karena alasan percaya diri itulah, beberapa tahun lalu saya pernah memakai parfum KW. Disebut parfum KW karena antara isi dan wadahnya tidak sebangsa dan setanah air. Hasil pencampuran. Botolnya adalah botol parfum asli salah satu merk, isinya adalah refill Kispray sachet yang 1000-an itu.
Botol di atas hanya ilustrasi. Botol asli parfum KW sudah hilang entah kemana. Tapi kira-kira bentuknya mirip itu dengan kisaran isi 70 ml. Ukuran botol yang memudahkannya untuk dibawa kemana-mana.
Aneh ya? Bisa jadi. Tapi rekayasa produk ini cukup membantu sekali. Disaat muncul tuntutan untuk tampil pantas dengan tidak menimbulkan bau badan yang menyengat, sedangkan parfum habis, maka jadilah parfum KW ini.
Cara memakainya tidak langsung menyentuh kulit seperti halnya ketika memakai roll on, tapi cukup disemprotkan di bagian baju yang paling dekat dengan tempat munculnya keringat, ketiak namanya.
Ini yang namanya murah meriah. Kalau kebetulan Anda sedang dihadapkan pada kondisi tidak punya uang untuk membeli parfum meski yang murah, cara ini bisa dipraktekkan. Cukup 1000 rupiah sudah dapat satu sachet Kispray 8 ml yang bisa dikonversikan menjadi 1 botol :)
Praktek ini menjadi contoh penerapan dari ajaran don't jugde a book by its cover. Jangan menilai sesuatu dari bungkusnya saja.
Maka jangan kagum dulu jika ada orang yang hobinya pamer parfum mahal, misalnya Bvlgari Aqva. Jangan-jangan meski botolnya Bvlgari, tapi isinya Kispray, hihihi. Toh, tidak semua orang mengenali dan hapal aroma parfum Bvlgari Aqva itu seperti apa, kan? :)
Ajining Busono Soko Kispray
Selain pengalaman diatas, Kispray juga saya gunakan untuk menyetrika seperti yang dilakukan jutaan wanita Indonesia lainnya. Aromanya yang lembut nan segar memang menggoda. Jika pakaian aromanya sudah wangi, sudah licin, tentu nilainya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pakaian yang tidak diberi pewangi dan masih kusut. Dan Kispray bisa menjadi penyebab naiknya nilai busana itu. Ini yang dimaksud dengan Ajining Busono Soko Kispray :)