Mohon tunggu...
Sofi Mahfudz
Sofi Mahfudz Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Amatir

Suka Bisnis dan Nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ajining Rogo Soko Busono, Ajining Busono Soko Kispray

22 Desember 2014   06:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada yang aneh dengan tindakan saya. Bukankah Tuan mengundang baju saya yang baik ini untuk menikmati hidangan yang Tuan berikan? Ketika saya kesini memakai pakaian biasa, agak jelek, Anda mengacuhkan. Ketika saya memakai busana terbaik saya, Anda mengelu-elukan. Makanya, benar kan kalau baju-baju ini yang Anda undang? Bukan saya yang apa adanya?

Tuan rumah dan hadirin dibuatnya terdiam.

***

Ajining Rogo Soko Busono

Abu Nawas adalah tokoh sentral dalam serial kisah 1001 Malam. Ada banyak nilai yang bisa dipetik dari cerita ini. Terserah Anda mau melihatnya dari sisi mana. Bebas  untuk berpendapat.

Salah satu pesan moral dari cerita ini yang ingin saya angkat adalah berlakunya petuah: Ajining Rogo Soko Busono. Ini adalah hukum tak tertulis yang dikenal oleh masyarakat Jawa. Anda akan dinilai dari apa yang Anda kenakan, begitu maksudnya.

Petuah ini mengajarkan kepada kita untuk berusaha memperhatikan penampilan yang pantas. Kriteria penampilan yang pantas bukan melulu tentang baju bagus, tapi pantas secara umum. Biarlah sederhana asalkan pantas. Ciri-cirinya: baju bersih, disetrika, dan wangi.

Kalau kita berpakaian dengan pantas, orang-orang disekeliling kita pun akan nyaman. Mereka akan mendekat. Sebaliknya, jika kita cuek dengan penampilan, baju yang dipakai kotor, kusut atau menguarkan bau yang semut pun enggan untuk menghirupnya, tentu orang-orang disekeliling kita akan cenderung mengindar. Karena tidak nyaman itu tadi. Padahal, membuat orang lain merasa nyaman dengan diri kita termasuk bagian dari ibadah, kan?

Selain faktor memberikan kenyamanan, penampilan yang pantas juga bisa menjadi mood booster yang akhirnya memicu meningkatkan rasa percaya diri.

Dibayangkan saja, seandainya kita sedang hang out dengan teman-teman atau sedang dalam area yang banyak orangnya, lantas kita sadari kalau baju kita mengeluarkan bau apek, padahal sudah dicuci, tapi baunya ga enak untuk dinikmati. Kira-kira apa reaksi spontan kita? Menghindar! Itu yang lumrah. Perlahan tapi pasti, kita akan menarik diri. Menjaga jarak agar orang lain tidak menangkap bau kurang sedap dari tubuh kita.  Kita yang dikenal sebagai pribadi yang pemberani dengan kadar percaya diri yang tinggi bisa tiba-tiba menjadi minder gara-gara bau tidak sedap itu.

Rasa minder karena bau tidak sedap dari pakaian yang dikenakan bisa dimiliki oleh siapa saja. Rata-rata umumnya orang begitu. Berbagai cara dilakukan agar keberadaan kita bisa mengirimkan bau sedap ke tetangga. Makanya berbagai aneka parfum termasuk dalam kategori most sellable product.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun