Oleh: Moh. Irsyad
Mahasiswa Program Studi Sosiologi Universitas Jember
Seperti yang kita tau Corona sedang meraja lela di berbagai negara, siapa saja bisa terkena dampak negatifnya pendami ini telah menewaskan lebih dari 200 ribu Jiwa, yang semakin harinya bertambah dengan pemerintah pun memutaskan  adanya sosial distancing/pembatasan sosial, pendidikan diliburkan dan tidak memperbolehkan keluar rumah kecuali ada kepentingan keluar rumah dan harus pakai masker serta selalu jaga kebersihan.
 Perawatan kesehatan termasuk termiskin indonesia memiliki dokter-pasien 1 banding 6, 250 berlawanan dengan rekomendasi WHO 1 banding 600 ( dilansir dari liputan 6) itu berarti Indonesia kekurangan tenaga medis dan alat medis maka dari itu perlu kesaradaran diri sendiri untuk mematuhi aturan pemerintah. Dilangsir dari bbc.com jumlah kasus virus Corona di Indonesia dari 35. 295 kasus, 12. 636 pasien sembuh, dan 2.000 pasien meninggal dunia. Sumber: kementerian kesehatan 11 Juni 2020Â
Seiring jumlah kasus terus bertembah pemerintah meminta masyarakat berdaptasi dan hidup berdampingan dengan virus corona, seperti yang pernah saya denger damai dengan corona. Dengan protokol new normal. Berawal dari rapat kabinet selasa 18 mei, skenario tatanan kehidupan baru new normal terus dimatangkan pemerintah ada 340. 000 orang personal TNI-polri yang diturunkan untuk berada di setiap kerumunan mereka ditugaskan memastikan protokol covid-19 dipatuhi masyarakat.
Kegiatan ibadah diperbolehkan dalam surat edaran selama masa kenormalan baru atau new normal, menurut Fahcrul paduan ini mengatur kegiatan keagamaan di ruamah ibadah berdasarkan status zona yang berlaku di daerah. "Meskipun daerah berstatus zona kuning, namun bila di lingkungan rumah ibadah tersebut terdapat kasus penularan Covit-19 maka di rumah ibadah dimaksud tidak dibenarkan menyelenggarakan ibadah berjamaah," ujarnya. Selama Covid-19 boleh melakukan ibada namun dengan ketentuain berlaku, sepeti memberi jarak minimal 1 meter.
Walaupun memasuki new normal tidak dianjurkan untuk bergerombol menurut pendapat saya sendiri kurangnya kesadaran masyarakat yang memicu menyebarnya Corona dan orang yang terjangkit yang masih belum atau tidak sadar bahwa dirinya terkena Corona. Penyebaran pendemi ini terbilang cepat dan bisa fatal bila tidak segera ditangani.Â
Bahkan tenaga medis banyak yang telah terkena Corona, bahkan beberapa minggu lalu tersebar media maya seorang tenaga media memosting dengan #indonesiaterserah yang mana itu bukan berarti mereka menyerah tapi sebagai bentuk kekecewaan kepada masyarakat yang tidak patuh pada peraturan pemerintah. Terbukti saat ada berita berjumbel belanja di mall dan Mc.D Sarinah.
Bagaimana penyebaran bisa berhenti? Bila terus bergerombol dan tidak menaati peraturan? Akan lebih baik bila memiliki kesadaran dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri, bila ada gejala yang persis seperti corona sabaiknya segera diperiksakan agar tahu apa itu Corona atau bukan sehingga bisa mendapat perawatan medis secepatnya.
Mari kita bahas tentang penularan virus Corona di dunia, setelah menembus angka 3 juta penderita pada 28 April, jumlah kasus secara global dalam sebulan bertambah total lebih dari 2,1 juta orang berdasarkan jhons Hopkins University dari negara dui Asia, India yang tengah melonggarkan lockdown tercatat dalam peringkat lima dunia. Meski terdapat kemajuan dalam memerangi virus tersebut di Eropa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi ini memburuk di selurub dunia.
 "Pandemik ini telah berlangsung selama lebih dari 6 bulan, ini bukan saatnya bagi negara manapun untuk bersantai," kata Direktu Jenderal WHO, Tendros Adhanom Ghembreyesus.
Dari sini kita paham bahwa bukan saatnya kita melonggarkan kewaspadaan pada Corona. Lalu bagaimana kita menyikapi ini? Tentu dengan menaati peraturan dan sebaik mungkin menghindari kerumunan dengan gaya hidup sehat dan tetap semangat yakin dalam menjalani hidup berdoa pada sang pecipta agar hal ini cepat berakhir. Data 69 orang pasien awal yang dirawat karena positif virus corona di Indonesia hingga 13 maret, lebih dari separuhnya berusia lebih dari 40 tahun. Namun kementerian kesehatan belum membeberkan data harian dan jenis kelamin pasien.Â