Mohon tunggu...
Sofia Ummil Husna
Sofia Ummil Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (21107030017)

creativity solves everything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bagaimana Perjalanan Menuju Ujung Alam Semesta?

5 Juni 2022   13:01 Diperbarui: 5 Juni 2022   13:21 2480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dilihat, bumi kita ini memang kecil di antara gemerlap objek eksotis lainnya yang ada di alam semesta ini. Jika dilihat dalam skala Cosmic planet bumi kita ini tidak lebih hanya akan terlihat bagaikan butiran pasir yang ada di Gurun Sahara. 

Di dalam sistem bintang kita saja atau matahari, bumi tidak akan tampak besar jika dibandingkan dengan planet lainnya yang ada di sistem bintang ini. Tata surya kita ini terlalu luas untuk membuat bumi menjadi besar. 

Lalu seberapa luaskah sistem bintang atau tata sudah kita ini? Coba kita bayangkan saja, jarak antara bumi dan matahari sekitar 150juta km. Dengan jarak itu para astronom menggunakannya sebagai cara pengukuran jarak antara satu objek dengan objek lainnya. 

Jarak antara bumi dan matahari dibulatkan menjadi 1 SA atau satuan astronomi yang berarti satu Esa =150.000.000 KM. Sebagai perbandingan jarak matahari dan sabuk kuiper atau tempat Pluto berada adalah sekitar 50 SA.

Jika dihitung dengan jarak satuan KM, 5 SA = sekitar 7,5 miliar KM. Nah, itu merupakan jarak yang sangat sangat jauh dan sudah bisa membuat sistem bintang kita tampak dengan luasnya. Namun ini bukan atau tidak luas dari tata surya kita. Hal ini dikarenakan ukuran sebenarnya dari tata surya kita didefinisikan oleh jangkauan gravitasi dari matahari.

Untuk saat ini wilayah terjauh di tata surya kita adalah awan oort yang terletak sekitar 100 ribu SA. Dengan jarak sejauh ini pengukuran dengan SA atau Satuan Astronomi pun akan susah. 

Oleh karena itu astronomi membuat satuan perhitungan lainnya untuk dapat mengukur jarak sejauh ini dan satuan itu disebut sebagai tahun cahaya. 21 tahun cahaya sendiri = 9,4triliun KM dan untuk 100.000 SA atau Satuan Astronomi =1,87 tahun cahaya. Jadi luas dari tata surya kita ini bisa dibilang adalah sekitar 1,87 tahun cahaya atau hamper sekitar 18 triliun KM. 

Apapun objek yang masih terikat dengan jarak sejauh itu berarti masih merupakan anggota dari sistem bintang kita dan tentunya itu merupakan jarak yang sangat jauh. Dari penjelasan diatas, mungkin sudah mengetahui betapa luasnya sistem bintang kita ini. Diantara luasnya sistem bintang ini ada wahana antariksa bernama voyageur yang saat ini tengah berkelana di dalamnya.

Sejak diluncurkannya dari bumi, voyager secara total sudah berkelana di dalam sistem bintang matahari selama kurang lebih 44 tahun dan masih terus berjalan hingga saat ini. Dengan durasi misi itu, voyageur bahkan masih belum melintasi batas dari sistem bintang matahari. Masih dibutuhkan hingga dibuat tahun kedepan agar warna voyageur akhirnya benar-benar bisa lepas dari sistem bintang matahari kita.

Kita lihat lebih jauh lagi, wilayah sistem bintang matahari yang sudah kita anggap sangat luas tadi akan terlihat sebatas gemerlap cahaya dibandingkan gemerlap cahaya dari sistem bintang lainnya. Wilayah ini disebut sebagai lokal Interstellar ke laut atau kumpulan dari grup sistem bintang terdekat dari matahari. 

Bumi dan seluruh wilayah sistem bintang matahari yang kita anggap luas tadi, sekarang hanya terwakilkan dengan titik cahaya saja. Bahkan titik cahaya dari sistem bintang kita tidak akan tampak lebih spesial dibandingkan cahaya dari sistem bintang lainnya yang ada diwilayah lokal Interstellar klub ini.

Selanjutnya pergi lebih jauh lagi sampai melihat keseluruhan dari sistem galaksi bimasakti atau milkyway. Inilah sistem galaksi kita yang terbentuk dari ratusan miliar bintang dan triliunan planet yang tersebar di seluruh penjuru galaksi. 

Dari sini sudah tidak mungkin untuk menanyakan dimanakah keberadaan bumi atau sistem bintang matahari. Semua sistem bintang termasuk matahari hanya diwakilkan sebagai titik cahaya saja yang membentuk galaksi bimasakti.

Menurut penelitian luas dari wilayah keseluruhan galaksi ini adalah sekitar 100 ribu tahun cahaya. Kita sebenarnya itu masih belum ada apa-apanya galaksi bima sakti. Kita ini ternyata hanyalah satu diantara Galaxy lainnya yang tergabung didalam localgroup Galaxy yang berisikan sekitar 54 Galaxy. 

Setiap galaksi memiliki karakteristik yang berbeda dengan Bimasakti terutama pada ukurannya yang Bahkan dua kali lipatnya dari Bimasakti tadi. 

Kemudian seluruh galaksi yang tergabung didalam localgroup ini saling berinteraksi satu sama lain dengan gravitasi. Itulah mengapa di masa depan nanti diperkirakan galaksi bimasakti dan Andromeda akan bertabrakan dan membentuk Galaxy Super elips yang memiliki ukuran jauh lebih besar lagi.

Kemudian kalau kita melihat lebih jauh lagi maka localgroup galaksi kita tadi hanya akan menjadi bagian kecil saja dari wilayah yang disebut sebagai Virgo supercluster ini. Disinilah tempat dari kumpulan grup Galaxy berada di dalam setiap titik kecil yang kita lihat itu berisikan banyak Galaxy. 

Termasuk Galaksi Bimasakti yang tentunya sudah tidak terlihat lagi. Selanjutnya yaitu laniakea super Cluster wilayah yang sangat megah dan luas tempat dari kumpulan Cluster galaksi di alam semesta ini. 

Di dalam setiap titik itulah terdapat banyak sekali koleksi dan dari sini sudah dapat ditebak bumi ada di mana, karena Cluster galaksi pun ia akan tampak seperti debu yang melayang-layang di ruang kosong. Semua itu dikarenakan menurut sebuah penelitian terdapat sekitar 100 ribu Galaxy di dalam laniakea super Cluster ini.

Lalu sampailah kita di ujung dan batas pengetahuan manusia mengenai alam semesta ini. Wilayah ini dikenal sebagai observable Universe. Di dalam sinilah rumah bagi sekitar 2triliun Galaxy di seluruh penjuru alam semesta. Inilah wilayah yang menaungi semua penjelasan dari awal diatas. 

Menurut sebuah penelitian luas diameter alam semesta yang sudah teramati adalah sekitar 93 miliar tahun cahaya dan itulah batas yang dapat diketahui oleh umat manusia saat ini.

Diluar semua itu tadi sampai saat ini manusia belum tahu pasti ada apa disana. Beberapa objek hipotesa seperti Galaxy pengembara sudah dijelaskan oleh para ilmuwan namun hal menarik seputar observable Universe tadi adalah sebuah teori yang mengatakan bahwa Batas alam semesta yang sudah dipelajari saat ini adalah batas dari satu alam semesta ke alam semesta lainnya atau sebuah teori yang dikenal dengan nama multiverse. 

Namun itu semua masih merupakan hipotesa yang didasari dengan dugaan kuat dari para ilmuwan bukti. Untuk menjelaskan keberadaannya pun masih belum ada, jadi masih sangat jauh untuk mengatakan jika multiverse ini adalah konsep realita yang benar-benar ada. Namun hal yang sudah pasti alam semesta kita ini di luar pengamatan sedang berkembang lebih cepat dari kecepatan cahaya.

Jadi dengan begitu di alam semesta akan terus meninggalkan misteri besar bagi generasi umat manusia seterusnya. Pada akhirnya seluruh penjelasan diatas tidak akan membuat alam semesta kita ini tampak sangat besar. Tapi sebaliknya membuat kita semua menjadi sangat kecil di tengah lautan alam semesta yang semakin membesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun