"Apa yang akan saya lakukan di umur 24 tahun?" Banyak hal yang menjadi pertimbangan di usia 24 tahun. Dari mencari pekerjaan yang jelas dan tetap serta menjanjikan, ada yang memutuskan menikah di umur 24 tahun, ada yang masih sibuk menempuh pendidikan yang tinggi. Mereka semua memilki pemikiran, pilihan dan pertimbangan yang berbeda-beda dalam hidupnya. Terus apa salahnya? Semuanya sangat normal karena waktu setiap orang berlalu dengan caranya sendiri-sendiri.
Secara personal. Aku merasa risih dengan penilaian orang yang menganggap umur 20-an adalah umur yang harus punya segalanya, harus menikah, harus punya pekerjaan yang mapan dengan gaji yang tinggi, harus ini itulah dan bla.bla.... sepertinya harus diluruskan. Karena setiap orang memilki kwalitas waktu yang berbeda-beda tidak semuanya bisa disamakan. Memang ada yang sukses di umur 20-an, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa orang-orang hebat dunia tidak cemerlang di umur 20-an ada yang memulai karirnya di atas umur 30-an dan itu tidak menjadi masalah untuk menjadi orang yang sukses dan berkualitas.
Banyak hal harus dilakukan orang diumur 20-an khusunya yang baru menginjak umur 24 tahun yang rasanya makin hari-makin banyak tekanan dari para orang yang sok tahu dan mengerti tentang kondisi mental dan fisikmu sendiri. Sepertihalnya:
- Menjadi egois. Egois dalam artian melakukan segala hal untuk perkembangan diri sendiri, lakukan segala hal untuk mencapai impian yang kamu miliki selama ini, sebelum ada banyak tanggung jawab keluarga yang nantinya akan kamu dapati.
- Menemukan passion. Menemukan bakat atau keahlianmu adalah yang terpenting dalam mencapai kesusesanmu, dan lakukanlah yang terbaik serta jadikan dirimu yang terhebat dalam bidah itu.
- Lakukan travelling. Yang satu ini adalah hal yang sangat menyenangkan, bepergian yang jauh adalah hal yang menyenangkan selain memperbaharui suasana yang sebelumnya menjenuhkan dan membosankan bisa juga dengan cara ini kita bisa dapat menemukan motivasi dan pembelajaran yang baru untuk mengembangkan ide atau pemikiran yang kreatif.
- Bersifatlah bodo amat. Menjadi tidak peduli bukan berarti kalian jahat, yang diamaksudkan disini ketidak pedulian tentang penilaian orang lain terhadapmu. Terserah mereka mau bagaimanapun dalam menilaimu atau membicarakanmu karena kita sendiri tidak bisa memberhentikan atau melarang mereka yang selalu ikut campur. Yang bisa kita lakukan adalah membuktikan bahwa kita bisa lebih baik dari apa yang mereka nilaikan untuk diri kita sendiri. Yang terpenting jaga dirimu sendiri agar tetap baik-baik saja.
Dari beberapa diatas tadi. itu hanyalah cara yang aku coba dan memiliki dampat positif terutama untuk diri kita sendiri. Kembali lagi setiap orang memiliki cara dan pemikiran yang berbeda-beda dalam melawati dan menikmati waktunya. Jadi semoga bermanfaat ya..
Waktu umur 16 tahun saya memilki planning jika akan menikah di umur 21 tahun. Tidak ada gambaran, tidak ada sebuah rencana yang detail hanya asal sebut rencana kedepan saja.
Waktu umur 18 tahun saya mengubah planning akan menikah umur 23 tahun. Alasannya karena ingin kuliah/kerja dulu, sepertinya 5 tahun cukup. Tetapi ekspektasi tidaklah selalu singkron dengan realita.
Umur 21 tahun saya baru belajar mengendalikan emosi dan berpikiran dewasa. Tetapi itu masih susah dilakukan. Bahkan saya sendiri tidak menyangka bahwa diumur 21 tahun sudah dianggap mampu untuk melakukan apapun dengan mandiri dengan tanggung jawab yang besar. Dan saya masih menangisi hal-hal yang kecil. Hah...
Umur 22 tahun saya baru benar-benar belajar mengendalikan emosi, belajar bersabar, dan belajar berpikiran dewasa, belajar tidak menangisi hal-hal kecil. Tidak lagi mencari perhatian atau berharap diperhatikan. Sedikit menerima bahwa kehidupan orang dewasa keras dan menakutkan.
Umur 23 tahun saya merasa tidak lagi pernah menangis saya juga tidak tahu kemana perginya air mata itu, tidak tahu kemana perginya perasaan sensitif itu. Dan baru belajar tetang banyak perspektif dan segi kehidupan. Selama ini saya tampaknya living in the bubbles. Terkungkung dalam penilaian orang, berusaha sabaik mungkin agar semua orang baik-baik saja. Bahkan saya tidak menyadari yang tidak baik-baik saja adalah diri sendiri. Tetapi hal yang seperti itu harus dihilangkan. Peduli secukupnya itu lebih baik. Egois untuk diri sendiri sepertinya diperlukan.
Umur 24 tahun ini saya berusaha belajar ketiganya! Untuk menjadi realistis tanpa melepaskan idealisme. Untuk belajar lebih down to earth sambil tetap melihat ke langit dengan menghela nafas panjang, umur 24 tahun saya menyadari saya benar-benar mencintai kehidupan saya apa adanya. Walau tidak seperti kehidupan orang-orang yang jauh lebih hebat dan berwarna.