Pentingnya manajemen dalam lembaga
pendidikan
Sofia noer habibah
Tanggal 2 Mei merupakan hari pendidikan nasional (Hardiknas) yang telah di top ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Ketika kita membahas tentang pendidikan nasional pasti tidak terlepas dari. Bapak Pendidikan Nasional indonesia Ki Hajar Dewantara, beliau menyampaikan tiga konsep pendidikan yaitu, momong, among, dan emong. Dari konsep ini beliau mengembangkan kembali menjadi:
1. Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya setiap yang di depan(pemimpin) harus menjadi teladan atau contoh
2. Ing Madya Mangun Karsa, artinya yang ditengah memberi bimbingan atau ide
3. Tut Wuri Handayani, artinya yang dari belakang harus bisa memberikan dorongan
atau dukungan untuk yang di depan
Setiap proses pendidikan yang ada di Indonesia harus diharapkan berjalan dengan baik dan lancar.
 Nah, dalam pelaksanaannya diperlukan perencanaan dan pengorganisasian Untuk mencapai tujuan yang optimal. Oleh karena itu, diadakannya Menejemen pendidikan ini.
Manajemen Pendidikan
Menurut seorang ahli Bush dan Colemam (2000) Menyatakan bahwasanya manajemen pendidikan adalah suatu studi dan praktik yang dikaitkan atau diarahkan dalam operasional organisasi pendidikan..
Ari Kunto dan Yuliana (2008) menyatakan bahwasanya manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya agar efektif dan efisien.
Dari pendapat para ahli di atas bisa disimpulkan bahwasannya manajemen pendidikan merupakan salah satu bentuk kerjasama dari beberapa orang untuk penyelenggaraan pendidikan dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien melalui pelaksanaan fungsi fungsi.
Tujuan Manajemen Pendidikan
Tujuan dari manajemen pendidikan itu sendiri adalah memastikan bahwa sistem dan proses dalam pendidikan yang telah disusun dapat di implementasikan dengan baik, Dari segi produktivitas, efektivitas ataupun efisiensi.
Produktivitas
Perbandingan yang seimbang antara hasil yang akan didapat dan jumlah sumber daya yang akan digunakan. Disebut juga dengan kuantitas atau kualitas. Produktivitas k uantitas seperti jumlah kelulusan peserta didik. Produktivitas dalam kualitas seperti peserta didik yang mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya
Efektivitas
Efektivitas adalah suatu pengukuran dalam ke keberhasilan untuk mencapai suatu tujuan sekolah sebagai sebuah organisasi.
Efisiensi
Efisiensi dalam pendidikan merupakan Yang berkaitan dengan tujuan sekolah melalui pemanfaatan waktu biaya tenaga sarana prasarana yang lebih optimal.
Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan
Adapun ruang lingkup dalam Menejemen pendidikan menurut Ari Kunto dan Yuliana pada tahun 2008 menyebutkan bahwa ada empat ruang lingkup utama.
Ruang Lingkup
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sistem pendidikan di Indonesia menggunakan sistem Sentralisasi di mana kebijakan pendidikan dilakukan oleh pemerintah pusat yang ada di Jakarta dan ditinjau dari wilayah kerja ruang lingkup manajemen pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menejemen pendidikan seluruh negara, urusan nasional
2. Menejemen pendidikan satu provinsi
3. Manajemen pendidikan satu kabupaten atau kota
4. Menejemen kelas
Ruang lingkup menurut obyek Garapan
Maksud dari ruang lingkup menurut obyek Garapan adalah segala jenis kegiatan Menejemen baik secara langsung ataupun tidak langsung yang terlibat dalam kegiatan pendidikan.
Ruang lingkup menurut fungsi atau urutan kegiatan Dalam lingkup ini berarti setiap kegiatan dilakukan secara berurutan dari yang pertama sampai hal yang dilakukan terakhir. Atau juga disebut sebagai fungsi administrasi.
Ruang lingkup menurut pelaksanaan
Setiap Menejemen dalam pendidikan mempunyai administrator, contohnya seperti guru menjadi administrator dalam kelas dan kepala sekolah menjadi administrator dalam lingkungan sekolah yang dapat disimpulkan bahwa setiap yang menjadi administrator harus melaksanakan kegiatan Menejemen dengan baik.
Fungsi fungsi Manajemen Pendidikan
Fungsi Manajemen pendidikan yang diadaptasi dari fungsi manajemen menurut Luther Gulick (1965) yaitu: Planing Organizing Staffing directing coordinating Reporting dan Budgeting
Planing / perencanaan: menetapkan segala aktivitas - aktivitas yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kepentingan tujuan pendidikan nasional.
Organizing/ pengorganisasian: menetapkan dalam pembagian tugas sesuai dengan prinsip Pengorganisasian pendidikan kontemporer dan memilih sumber daya manusia sesuai dengan ahlinya Agar mencapai tujuan tujuan yang optimal.
Staffing/ penyusunan tenaga dan kependidikan: pengembangan tugas sesuai perencanaan bagi tenaga Pendidik dan kependidikan.
 Directing/ pengarahan: penjelasan petunjuk pertimbangan dan bimbingan kepada tenaga Pendidik dan kependidikan secara struktural ataupun Fungsional untuk melaksanakan tugas dengan baik. Dalam pengarahan ini Pendidik dan kependidikan diharapkan agar tidak sampai menyimpang dari program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya biasanya dilakukan bersamaan dengan controlling yang disertai dengan pengawasan, pemimpin dari bidang pendidikan memberikan petunjuk dan bimbingan dengan baik agar nantinya staf pendidikan mampu mengembangkan potensi dalam melaksanakan tugas.
Coordinatting/ koordinasi: suasana kerjasama yang baik dan Harmonis antara pemimpin pendidikan dengan tenaga pendidikan dan kependidikan yang ada di lingkungan pendidikan atau sekolah. Dengan adanya koordinasi ini diharapkan untuk menghindari terjadinya persaingan antara sumber daya manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan pendidikan ataupun tujuan sekolah.
Recording and reporting/ pencatatan dan pelajaran: segala aktivitas dalam proses pendidikan harus direncanakan dan dicatat dengan baik dan benar agar dapat dipertanggungjawabkan. Fungsi recording dan reporting Akan berjalan dengan baik jika tata kearsipan dikelola secara efektif dan efisien terutama dalam memanfaatkan aplikasi sistem informasi manajemen pendidikan atau SIMDIK.
Budgeting/ penganggaran: dalam penyelenggaraan pendidikan pastinya kita membutuhkan pendanaan pendidikan atau pembiayaan Dan harus disertai dengan adanya peningkatan sumber daya pendek Naan pendidikan. Dalam penganggaran bidang pendidikan bukan hanya pemerintah saja yang bertanggung jawab, namun juga membutuhkan keterlibatan masyarakat luas sehingga tujuan yang akan dicapai oleh sistem pendidikan nasional dapat tercapai sebagaimana mestinya.
Menejemen Pendidikan Multikultural
Sebelum kita membahas tentang manajemen pendidikan terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu pendidikan Multikultural. Pendidikan Multikultural adalah pendidikan dalam mengajarkan siswa tanpa membedakan budaya ras agama suku dan bangsa yang bertujuan untuk menciptakan sikap dan tingkah laku yang saling menghargai terhadap sesama dengan membangun sikap toleransi sejak dini.
Para ahli berpendapat tentang pengertian dari Manajemen pendidikan Multikultural Andersen dan Cusher (1994) menyatakan bahwasanya pendidikan Multikultural merupakan pendidikan yang mengadopsi keragaman kebudayaa.
Pendidikan Multikultural ini memiliki beberapa prinsip sebagai berikut:
Prinsip pertama pendidikan Multikultural adalah gerakan politik dengan tujuan menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga masyarakat tanpa memandang latar
belakang.
Prinsip kedua pendidikan Multikultural mengandung dua dimensi, yaitu dimensi
pembelajaran (kelas) dan dimensi kelembagaan (sekolah).
 Prinsip ketiga pendidikan Multikultural menekankan bahwasanya reformasi
pendidikan yang komprehensif Dapat dicapai hanya dengan melalui analisis kritis terhadap sistem kekuasaan dan memiliki kebebasan dalam melakukan reformasi komprehensif dalam pendidikan.
Prinsip ke empat dengan didasarkan kepada analisis kritis, tujuan pendidikan Multikultural adalah menyediakan bagi setiap peserta didik mendapatkan jaminan untuk memperoleh kesempatan dalam mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan kemampuan masing masing.
 Prinsip kelima pendidikan Multikultural adalah pendidikan yang baik untuk seluruh peserta didik, tanpa memandang latar belakang yang ada.
Konsep Multikultural ini menekankan tentang pentingnya memandang dunia dari berbagai referensi budaya yang berbeda dan mengenali, menghargai kekayaan ragam budaya di negara dan di dalam komunitas global. Multikulturalisme menegaskan Bahwasannya perlu menciptakan sekolah sebagai tempat untuk saling memberikan pengertian terhadap perbedaan yang berkaitan dengan ras, etnis, gender, orientasi seksual, keterbatasan, dan kelas sosial dari seluruh peserta didik dipandang sebagai sumber untuk memperkaya proses belajar mengajar.
Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa manajemen pendidikan Multikultural merupakan suatu pengelolaan tentang upaya dan proses untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang setara bagi seluruh peserta didik tanpa memandang berbagai perbedaan. Dalam keberagaman dan perbedaan tersebut kita harus saling menghargai dan menghormati antara satu dengan yang lain dalam proses pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H